AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Nahar, mengatakan pencarian identitas diri merupakan salah satu penyebab remaja rentan terlibat tawuran. Menurut dia, remaja berada dalam fase pencarian identitas diri, dengan keinginan untuk dapat diakui oleh kelompok.
"Namun kontrol diri remaja yang masih lemah menyebabkan remaja sulit merespons tekanan teman sebaya dan pengaruh media," kata Nahar di Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Tekanan tersebut akan semakin berat dirasakan oleh remaja ketika pengawasan orang tua dan masyarakat juga lemah. Faktor lainnya yaitu terbatasnya kegiatan-kegiatan positif atau kreatif yang dapat diakses remaja untuk menyalurkan energi berlebih yang mereka miliki.
KemenPPPA menyampaikan keprihatinan atas maraknya tawuran perang sarung remaja pada awal Ramadhan tahun ini. Dia mengatakan, momentum Ramadhan seharusnya menjadi ajang bagi umat Islam, termasuk anak-anak untuk berkumpul dan membuat kegiatan yang bermanfaat. Namun sebagian anak justru menggunakan momen tersebut untuk tawuran.
"Hal ini tentunya sangat memprihatinkan karena berisiko membahayakan keselamatan jiwa anak dan pihak lain yang mungkin terdampak," kata Nahar.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan remaja di berbagai daerah diamankan polisi karena terlibat tawuran "perang" sarung selama bulan Ramadhan 1444 H. Bahkan peristiwa tawuran remaja yang terjadi di Palmerah, Jakarta Barat, pada Kamis (23/3/2023), mengakibatkan satu korban meninggal dunia akibat terkena senjata tajam.