AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Pernahkah Anda merasakan nyeri pada satu sisi wajah? Jika ya, mungkin Anda mengalami trigeminal neuralgia. Apa sebenarnya penyakit ini?
Penyakit trigeminal neuralgia merupakan penyakit yang mendatangkan penderitaan luar biasa pada para penderitanya akibat nyeri hebat luar biasa di salah satu sisi wajah. Bahkan tak jarang sampai menimbulkan keinginan untuk mengakhiri hidup agar terbebas dari nyeri yang diakibatkan terjepitnya saraf trigeminal. Hingga saat ini penanganan penyakit trigeminal neuralgia masih menjadi tantangan karena rendahnya pengetahuan masyarakat dan tenaga medis.
Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta, dr Mustaqim Prasetya, SpBS menjelaskan penyakit trigeminal neuralgia berkaitan dengan saraf trigeminal yang merupakan saraf kranial kelima, yang berada pada dua sisi wajah. Saraf trigeminal ini bertanggung jawab untuk memberikan sensasi pada wajah. Masing-masing saraf ini memiliki tiga cabang. Trigeminal berasal dari kata latin tria (tiga) dan geminus (kembar).
Saraf trigeminal terbagi menjadi tiga cabang kecil, yang bekerja sebagai pengendali sensasi di seluruh wajah. Pertama ada saraf mata (V1) sebagai cabang pertama mengendalikan sensasi pada mata, kelopak mata atas, dan dahi.
Kedua, saraf maksilaris (V2) yang merupakan cabang kedua mengontrol sensasi di kelopak mata bawah, pipi, lubang hidung, bibir atas, dan gusi atas.
Ketiga, saraf mandibula (V3) yaitu cabang ketiga pengendali sensasi di rahang, bibir bawah, gusi bawah, dan beberapa otot yang berperan dalam gerakan mengunyah.
"Bila suatu saat saraf trigeminal ini tertekan atau tertindih oleh pembuluh darah di sekitarnya, maka akan muncul gesekan terus menerus sehingga merusak lapisan pelindung saraf trigeminal yang akhirnya menimbulkan cetusan impuls listrik yang tidak normal, akibatnya adalah nyeri hebat luar biasa," jelasnya dalam keterangan resmi, Ahad (8/10/2023).
Kondisi tertekannya saraf ini, bisa disebabkan oleh beberapa faktor misalnya pernah cedera di area wajah, proses penuaan, tumor, pasca penyakit tertentu seperti stroke, herpes, multiple sclerosis. "Nyeri akan muncul di daerah yang dipersarafi oleh saraf trigeminal," ungkapnya.
Sesuai namanya, trigeminal ini memiliki tiga cabang, yakni dahi, rahang atas dan rahang bawah. Di sinilah biasanya nyeri akan muncul seperti rasa tajam, tertusuk pada pipi, bibir, dagu, hidung, dahi, maupun gusi pada salah satu sisi wajah. Serangan nyeri datang tiba-tiba, kuat, dan tajam.
Munculnya nyeri bisa terjadi secara spontan atau dipicu oleh aktivitas harian yang seharusnya tidak memicu nyeri, seperti makan atau mengunyah, mencukur, berbicara, membasuh wajah, sikat gigi, memakai riasan wajah, terpapar angin atau udara dingin, makanan pedas atau panas, serta minuman dingin. Lamanya bisa hitungan detik sampai menit. Akan tetapi, pada beberapa kasus nyeri dapat berlangsung hingga lebih dari 15 menit, bahkan dirasakan terus menerus.
Serangan nyeri berkepanjangan kadang diikuti dengan rasa sakit yang ringan atau bahkan tidak ada sama sekali selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Kadang seiring waktu dapat muncul serangan yang semakin berat dengan periode bebas rasa sakit yang lebih singkat.
Rasa sakit biasanya diawali dengan sensasi tersengat arus listrik yang berujung pada rasa sakit menusuk yang menyiksa dalam waktu kurang dari 20 detik. Rasa sakit ini seringkali membuat penderitanya merasakan kedutan pada wajah yang tidak terkendali, itulah sebabnya penyakit ini juga dikenal sebagai ‘tic douloureux’.
“Walau begitu tak jarang penderitanya datang berkonsultasi dengan dokter gigi, atau dokter spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan), dan dokter saraf, karena gejala yang muncul akibat terganggunya saraf trigeminal ini hampir mirip dengan masalah pada gigi (misalnya berlubang), infeksi pada rongga sinus (sinusitis) atau sakit kepala migrain,” ujarnya.