AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Gitaris Queen, Brian May, mengungkapkan, ia mengalami stroke ringan yang membuatnya kehilangan kendali atas salah satu lengannya. Menurut May, saat ini dia sedang dalam proses pemulihan.
“Saya ingin menyampaikan beberapa kabar. Kabar baiknya adalah saya masih bisa bermain gitar setelah kejadian beberapa hari terakhir. Saya mengatakan ini karena saya sempat ragu, ada sedikit masalah sekitar sepekan lalu. Mereka menyebutnya stroke ringan,” kata May seperti dilansir NME, Rabu (4/9/2024).
May menceritakan kejadian tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan. Ia pun mengaku sempat terpukul karena takut penyakit tersebut memengaruhi kemampuan teknis dan emosionalnya dalam bermusik.
"Itu cukup menakutkan. Saya mendapatkan perawatan dan perhatian yang luar biasa dari Rumah Sakit Frimley. Lampu biru menyala di seluruh ruangan, sangat dramatis,” kata dia.
May juga mengaku sengaja tidak langsung memberi tahu penggemar kondisinya, lantaran tidak ingin membuat heboh dan menghindari simpati yang berlebihan. “Saya tidak ingin mengatakan apapun saat itu karena saya tidak ingin membuat kehebohan,” kata dia.
Meskipun kondisinya kini membaik, May mengungkapkan bahwa ia harus menghindari aktivitas yang bisa meningkatkan detak jantung sampai benar-benar pulih.
“Saya masih harus menjalani beberapa pembatasan aktivitas, termasuk tidak boleh keluar rumah, mengemudi, naik pesawat. Tapi saya baik-baik saja,” kata May.
Detail lebih lanjut tentang kapan May akan pulih sepenuhnya belum diketahui, dan belum jelas apakah masalah pada lengannya akan berdampak panjang pada kemampuan bermain gitarnya. Ini bukan pertama kalinya May menjadi sorotan karena masalah kesehatan. Pada 2020, sang gitaris dirawat di rumah sakit setelah mengalami serangan jantung yang disebabkan oleh penyakit arteri.
Sementara itu, Queen baru saja menyelesaikan rangkaian tur mereka di Jepang dengan Adam Lambert sebagai vokalis. Saat ini, mereka belum memiliki jadwal tur lainnya, yang memberi May waktu yang cukup untuk pulih sepenuhnya. Sejak menyelesaikan tur bersama Queen, May ikut serta dalam film dokumenter untuk BBC, yang menyoroti kebijakan pemusnahan luak (badger) di Inggris.