Senin 24 Mar 2025 16:35 WIB

Lebaran Sehat tanpa Gangguan Pencernaan, Ini Tips dari Dokter

Ancaman gangguan pencernaan mengintai jika pola makan tidak dijaga dengan baik.

Red: Qommarria Rostanti
Gangguan pencernaan (ilustrasi). Dokter memberikan beberapa tips penting untuk menjaga kesehatan pencernaan selama Ramadhan dan Lebaran.
Foto: Mgrol100
Gangguan pencernaan (ilustrasi). Dokter memberikan beberapa tips penting untuk menjaga kesehatan pencernaan selama Ramadhan dan Lebaran.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Momen Lebaran yang penuh dengan kebahagiaan dan silaturahim kerap disemarakkan dengan hidangan lezat khas Lebaran. Namun, di balik kenikmatan tersebut, ancaman gangguan pencernaan mengintai jika pola makan tidak dijaga dengan baik.

Mitra dokter spesialis Halodoc, dr Nur Aini Hanifiah SpPD, memberikan beberapa tips penting untuk menjaga kesehatan pencernaan selama Ramadhan dan Lebaran. Salah satu kunci utama adalah menjaga pola makan seimbang. "Yang paling penting harus tahu diri kita sendiri. Jadi kita harus tetap membiasakan konsumsi makanan seimbang," ujarnya dalam webinar "Ramadan #SehatTanpaCobaan" pada Senin (24/3/2025). 

Baca Juga

Saat Lebaran, di mana tradisi buka puasa bersama dan silaturahim dengan hidangan khas Lebaran menjadi bagian tak terpisahkan, dia mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan pencernaan. Ada beberapa tips yang bisa diterapkan, yakni:

1. Pola makan seimbang

Makan harus teratur. Meski sedang diet, dia menyarankan Anda makan sesuai jam makan dan porsi yang disarankan. "Karbohidrat itu cukup setangkup tangan. Yang disarankan banget itu sayur, harus satu mangkok," kata dia.

2. Batasi makanan berlemak dan bergula

"Usahakan batasi makan gorengan, minyak, lemak tinggi. Terutama makanan dengan tambahan gula. Gula per hari sekitar maksimal 2 sendok makan. Sedangkan kalau kita makan kue Lebaran, es buah, es teh, itu sudah lebih dari 2 sendok makan gulanya," ujar dr Nur Aini.

3. Aktif bergerak

Dia menyarankan Anda tetap beraktivitas fisik minimal 30 menit sehari meski banyak acara. "Misalnya jalan kaki, di dalam rumah saja cukup. Yang tidak terbiasa olahraga, bisa jalan 6.000 langkah," kata dia.

4. Cukupi kebutuhan cairan

Dr Nur Aini menyebut hidrasi cukup bermanfaat untuk membantu mencerna makanan. Meski puasa, hidrasi tetap harus terjaga. Disarankan minum dua gelas saat buka puasa, empat gelas Sholat Tarawih, dan dua gelas saat sahur.

5. Tidur cukup

"Jangan biasakan bergadang, tidur minimal 7 jam," ujarnya.

Dia mengatakan tidur yang kurang dapat menganggu metabolisme lemak dan glukosa tubuh. "Itulah sebabnya bila hal-hal tersebut terganggu, membuat terjadi peningkatan penyakit metabolik dan saluran cerna," kata dia. Dengan menerapkan tips ini, diharapkan masyarakat dapat menjaga kesehatan pencernaan selama Ramadhan dan Lebaran, sehingga dapat merayakan Hari Kemenangan dengan sehat dan bugar.

Gangguan pencernaan meningkat

Sepuluh hari pertama Ramadhan sering kali menjadi periode kritis bagi kesehatan pencernaan. Pada periode waktu ini, keluhan gangguan pencernaan seperti maag, kembung, sembelit, dan asam lambung naik, meningkat.

"Kalau kita lihat konsultasi Halodoc maupun di klinik tempat saya berpraktik, 10 hari pertama meningkat drastis di gangguan pencernaan, paling tinggi dispepsia, misalnya gejala perut tidak nyaman hingga kembung," ujar dr Nur Aini.

Dia mengatakan hal ini terjadi karena tubuh sedang beradaptasi dengan perubahan pola makan dan waktu istirahat yang berbeda dari biasanya. Menurut dr Nur Aini, saat berpuasa, lambung kosong dalam waktu lama, sementara saat berbuka, banyak orang cenderung makan berlebihan atau mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula secara tiba-tiba.

Kombinasi antara perut kosong terlalu lama dan pola makan tidak seimbang saat berbuka inilah yang memicu gangguan pencernaan. Selain itu, kurangnya asupan serat dan air putih juga memperburuk kondisi ini, terutama di awal puasa ketika tubuh belum sepenuhnya menyesuaikan diri.

"Karena pas Ramadhan, baru awal-awal, lagi nahan lapar, saat buka puasa tidak bisa menahan hawa nafsu, makan langsung banyak padahal pencernaan lagi istirahat. Makanya buka disarankan langsung makan banyak atau berlebihan," ujarnya.

Disarankan untuk berbuka dengan yang manis alami (kurma atau buah) dalam porsi kecil, menghindari makanan pedas dan berminyak berlebihan, serta memperbanyak konsumsi serat dan air putih saat sahur. Dengan demikian, tubuh bisa beradaptasi lebih baik, dan puasa pun bisa dijalani dengan lebih nyaman dan sehat.

Namun, kabar baiknya, gejala gangguan pencernaan ini cenderung menurun di 10 hari kedua Ramadhan. Hal ini, menurut penelitian, disebabkan oleh adaptasi tubuh dan perubahan pola makan yang lebih teratur.

"Saat 10 hari kedua, gejala itu berkurang. Dari penelitian, faktor menjaga pola makan atau adaptasi tubuh, sudah terjadi dan terbiasa berpuasa. Jadi tubuh dan masyarakat sudah bisa nahan hawa nafsu jadi tidak bergejolak," kata dr Nur Aini.

Data dari Halodoc Health & Wellness Insight 2025 menunjukkan peningkatan pembelian obat pencernaan sebesar 12 persen selama pekan Idul Fitri, dibandingkan rata-rata tahunan. Laporan itu juga mencatat bahwa pembelian obat kolesterol meningkat 15 persen dibandingkan rata-rata tahunan selama pekan Idul Fitri.

Dr Aini mengatakan gangguan metabolik dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi akibat ketidakseimbangan kadar kolesterol dalam tubuh. "Oleh karena itu, saya sangat merekomendasikan masyarakat Indonesia untuk melakukan medical check-up secara berkala guna mengetahui kondisi kesehatan mereka saat ini. Dengan begitu, langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat dapat segera dilakukan untuk menjaga kesehatan dan mengatasi gejala yang muncul," ujarnya.

Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria, bersyukur dapat menjadi bagian dari perjalanan kesehatan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri. Peningkatan permintaan layanan menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap solusi kesehatan digital dalam menjaga kesehatan mereka.

"Halodoc hadir sebagai mitra yang mendampingi masyarakat untuk mengambil langkah proaktif dalam merawat kesehatan, mulai dari pemeriksaan kesehatan di rumah, konsultasi dokter 24 jam, kemudahan pembelian obat asli, hingga solusi inovatif seperti Halofit yang mendukung kesehatan metabolik jangka panjang," ujar Fibriyani.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement