AMEERALIFE.COM, JAKARTA — Sebuah film dokumenter investigatif terbaru mengungkap identitas tentara Israel yang diduga menembak mati jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, saat meliput serangan militer di Tepi Barat. Berjudul Who Killed Shireen?, dokumenter berdurasi 40 menit itu dirilis pada Kamis (8/5/2025) oleh perusahaan media asal Washington, Zeteo.
Film ini mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai seorang tentara Israel berusia 20 tahun yang sedang menjalani tugas tempur pertamanya di Tepi Barat, Palestina. Film ini juga mengungkap upaya pemerintah Amerika Serikat untuk menghindari pertanggungjawaban atas pembunuhan tersebut terhadap sekutunya, Israel.
Produser eksekutif film dokumenter ini, Dion Nissenbaum, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa timnya memang sejak awal bertekad mengungkap siapa pelaku di balik penembakan yang selama ini dirahasiakan oleh pihak Israel. Ia berharap temuan ini bisa mendorong penyelidikan lebih lanjut dari pemerintahan AS.
“Pemerintahan presiden AS sebelumnya, Joe Biden, sebetulnya telah menyimpulkan sejak awal bahwa seorang tentara Israel telah dengan sengaja menargetkan Shireen. Namun kesimpulan itu kemudian dibatalkan secara internal,” kata Nissenbaum seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (9/5/2025).
"Kami menemukan beberapa bukti yang mengkhawatirkan bahwa baik Israel maupun pemerintahan Biden telah menutupi pembunuhan Shireen dan membiarkan tentara itu lolos tanpa pertanggungjawaban apa pun," kata dia.
Anton Abu Akleh, saudara laki-laki Shireen, mengatakan dokumenter itu sangat penting bagi keluarganya. "Saya yakin itu akan membuka lebih banyak fakta dan membuktikan dia secara sistematis menjadi target, seperti jurnalis lainnya di Palestina yang menjadi sasaran tentara Israel," katanya.
Dokumenter tersebut menampilkan wawancara eksklusif tidak hanya dengan mantan pejabat AS tetapi juga mantan pejabat tinggi dan tentara Israel, serta jurnalis yang mengenal Shireen secara pribadi. "Kami berharap orang-orang akan diingatkan tentang betapa ikoniknya sosok Shireen," kata Nissenbaum.
Saat meninggal dunia pada 11 Mei 2022, Shireen Abu Akleh sedang meliput serangan militer Israel di kamp pengungsi Jenin. Ia mengenakan helm dan rompi bertuliskan “PRESS” yang terlihat jelas.
Berbagai penyelidikan dan investigasi dari kantor berita, organisasi HAM, dan PBB menyimpulkan bahwa Shireen Abu Akleh kemungkinan besar dibunuh secara sengaja oleh tentara Israel. Israel awalnya menuding bahwa jurnalis tersebut tertembak oleh tembakan pejuang Palestina, namun kemudian menarik pernyataan itu dan mengakui bahwa pasukannya bertanggung jawab. Namun Israel bersikukuh insiden tersebut hanyalah sebuah kecelakaan.
Setahun kemudian, militer Israel mengatakan sangat menyesal atas kematian Abu Akleh, tetapi menegaskan tidak akan mengajukan tuntutan pidana terhadap tentara yang diyakini berada di balik pembunuhan tersebut. Kematian Abu Akleh menggemparkan dunia dan menarik perhatian internasional terhadap pembunuhan jurnalis Palestina oleh Israel. Reporters Without Borders menyebutkan, dalam 18 bulan pertama serangan besar-besaran Israel di Gaza, hampir 200 jurnalis telah dibunuh oleh pasukan Israel dan 42 di antaranya terbunuh saat melakukan tugas jurnalistik.