AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Tradisi Pacu Jalur asal Riau menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian internasional lewat tren "Aura Farming". Popularitas tradisi ini meningkat berkat video seorang anak kecil menari di ujung perahu yang dinilai unik dan menarik.
Pengamat pariwisata Universitas Airlangga, Novianto Edi Suharno, menilai tren ini menunjukkan betapa besar peran media sosial dalam mengangkat eksistensi budaya lokal ke tingkat global. "Dapat dilihat kegiatan Pacu Jalur yang awalnya hanya kegiatan tradisional kemudian menjadi perlombaan dalam sebuah event yang dari dulu sudah ada penarinya. Bisa menjadi go international hanya karena video yang diunggah dalam media sosial," kata Novianto dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (4/7/2025).
Novianto menjelaskan bahwa media sosial menjadi media promosi yang efektif karena mampu menyampaikan konten secara nyata, baik melalui gambar maupun video. la menyebut media sosial sebagai sarana pemasaran berbiaya rendah namun dengan jangkauan luas.
"Promosi ini bisa disebut efektif karena audiensnya global dan bisa diakses dalam hitungan detik. Maka tidak heran jika sesuatu yang unik, seperti Pacu Jalur ini, bisa viral dan jadi perhatian internasional," ujarnya.
Menurutnya, kekuatan media sosial bukan hanya pada aspek penyebaran, tetapi juga interaksi. Fitur komentar dan pesan langsung memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan pengelola destinasi wisata, membentuk hubungan yang lebih dekat antara wisatawan dan penyelenggara.
"Interaksi langsung ini penting. Ketika seseorang tertarik dan bertanya, mereka bisa langsung mendapat tanggapan. Hal seperti ini membentuk ikatan dan pengalaman yang lebih personal," ujarnya.
Novianto menilai viralnya Pacu Jalur membuka peluang besar bagi pengembangan pariwisata berbasis budaya di Riau. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan promosi ini harus diimbangi dengan kesiapan infrastruktur dan pengelolaan destinasi.
"Pengunjung tidak boleh hanya datang sekali. Penting untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan aman agar mereka ingin kembali. Fasilitas pendukung harus disiapkan, termasuk informasi destinasi lain di sekitar lokasi Pacu Jalur," tegasnya.
la juga menyoroti pentingnya mengemas kunjungan ke Pacu Jalur sebagai pengalaman wisata yang lengkap. "Misalnya, orang datang untuk melihat Pacu Jalur, tapi mereka juga bisa diajak mengunjungi objek wisata lain di sekitarnya. Satu kunjungan bisa memberi banyak pengalaman," ujarnya.
Novianto menegaskan bahwa promosi lewat media sosial hanya satu bagian dari upaya besar dalam menjaga kelestarian budaya. Kesadaran kolektif dari masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjaga eksistensi tradisi-tradisi lokal.
"Masih banyak budaya dan atraksi tradisional di Indonesia yang belum terekspos. Apa yang terlihat biasa bagi kita bisa jadi luar biasa bagi orang lain. Seperti tarian anak kecil di atas perahu itu, mungkin bagi warga lokal itu sudah biasa, tapi bagi orang luar negeri, itu sangat menarik," kata dia.
View this post on Instagram