AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Louis Vuitton Korea menyatakan mereka menjadi korban serangan siber yang menyebabkan kebocoran data pribadi sejumlah pelanggan. Insiden ini terjadi pada Juni dan melibatkan akses ilegal oleh pihak ketiga terhadap sistem internal perusahaan.
"Dengan menyesal kami sampaikan bahwa seorang pihak tidak berwenang sempat mengakses sistem kami, yang mengakibatkan kebocoran sebagian informasi pelanggan," kata Louis Vuitton Korea dalam pernyataan resmi seperti dilansir laman The Korea Times, Jumat (4/7/2025).
Data yang bocor mencakup informasi kontak pelanggan, namun perusahaan menegaskan bahwa tidak ada data keuangan yang terdampak. Perusahaan baru menyadari adanya pelanggaran pada hari Rabu dan segera melaporkan insiden tersebut ke otoritas pemerintah Korea, termasuk Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Korea Selatan.
"Kami juga telah mengambil langkah-langkah untuk menghentikan pelanggaran serta meningkatkan sistem keamanan TI mereka," demikian kata perusahaan tersebut.
Serangan ini menambah daftar insiden keamanan siber yang menimpa merek-merek mewah di Korea Selatan. Sebelumnya, unit lokal Christian Dior Couture dan Tiffany, yang juga berada di bawah naungan grup barang mewah LVMH, dilaporkan tengah diselidiki sejak Mei oleh otoritas perlindungan data atas kasus kebocoran informasi pelanggan yang terjadi lebih awal tahun ini.