AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Festival musik Waterbomb 2025 di Seoul, Korea Selatan, yang digelar pada akhir pekan lalu, menjadi sorotan dan memicu gelombang kontroversi di media sosial. Pemicunya adalah penggunaan visualisasi lafaz Allah dan gambar masjid sebagai latar belakang panggung saat salah satu sesi penampilan.
Insiden ini pertama kali mencuat dan menjadi perbincangan setelah seorang pengguna platform X dengan akun @yeriniff mengunggah potongan penampilan komedian Lee Suji bersama dengan dua DJ Neo dan DJ Aster. Dalam unggahan tersebut, terlihat sebuah layar besar di belakang panggung memuat beberapa gambar dengan nuansa warna merah muda neon yang mencolok. Di antara visual-visual tersebut, yang paling menarik perhatian dan memicu kemarahan adalah kemunculan gambar masjid dan lafaz Allah.
Lee Suji terlihat melakukan tarian dan menggunakan pakaian seksi. "Guyss ini waterbomb temanya simbol agama apa gimana? Kok ada lafaz Allah, masjid, dll dibackground-nya. Sedih bgt serasa dibuat mainan," tulis akun @yeriniff pada Senin (7/72025).
Unggahan ini dengan cepat menyebar luas dan memicu reaksi beragam dari warganet di seluruh dunia. Akun DJ Neo pun diserbu warganet.
"Agama kami bukan untuk leluconmu," tulis akun @hi.niainh***.
"Simbol agama tidak boleh dipermainkan begitu saja, apa pun alasannya," tulis akun @inaini*** dikutip pada Rabu (9/7/2025).
Akun @_iki_ep*** menuliskan, "Tolong jangan menganggap agama kami sebagai lelucon!! Mohon saling menghormati dan berempati. Kalian sudah dewasa, jadi kalian perlu tahu apa yang benar".
Salah seorang pengguna X @iam_ein mengunggah tangkapan layar ketika dia mengirim DM di Instagram kepada DJ Neo. Dalam tangkapan layar itu, DJ Neo membantah keterlibatan dirinya maupun penari yang tampil (Lee Suji) dalam pemilihan visual latar belakang panggung. Ia menjelaskan bahwa baik dirinya maupun Lee Suji tidak memiliki kendali atau keterkaitan dengan konten visual yang diproyeksikan.
Lebih lanjut, ia juga mengklarifikasi bahwa pihak penyelenggara Waterbomb Festival tidak bertanggung jawab secara langsung atas visual yang kontroversial tersebut. Menurut penjelasannya, video dan gambar latar belakang yang menjadi sumber masalah itu ditampilkan oleh seorang video jockey (VJ) yang dipekerjakannya untuk penampilan tersebut.
VJ yang dimaksud, lanjut DJ Neo, menggunakan materi visual yang diperoleh dari platform berbayar. "Dari apa yang saya dengar, VJ yang memutar video tersebut menggunakan rekaman yang dibelinya dari platform berbayar. Ia menemukan desain yang diberi label "Neon Muslim" tampak indah secara visual dan memutuskan untuk menggunakannya untuk alasan estetika. Ini bagian pentingnya: saat ia memutar video tersebut, ia, seperti kebanyakan dari kita, tidak sepenuhnya menyadari hukum dan nilai-nilai setiap negara dan setiap agama. Ia hanya berpikir desain tersebut tampak indah dan keren, dan memutarnya tanpa memahami implikasi budaya yang lebih dalam—yang akhirnya menyebabkan situasi yang tidak menguntungkan ini," ujar DJ Neo menjelaskan.
Dia pun meminta agar serangan dan komentar negatif dihentikan. Ia berharap agar pesannya dapat disebarkan kepada teman-teman dan komunitas Muslim untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.
"Saya ingin menyampaikan dari lubuk hati saya: kami sungguh-sungguh menghormati semua negara dan semua agama.
Jika komunitas Anda memiliki ruang untuk berbagi pesan ini, saya sungguh berharap pesan saya dapat menjangkau mereka yang terluka atau marah akibat gambar dan video sebelumnya. Mohon terimalah ini sebagai permintaan maaf yang tulus dan penuh hormat.
Kami juga telah memetik pelajaran berharga dari insiden ini dan akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan hal seperti ini tidak terulang kembali," kata dia.
Dia menyayangkan masih ada beberapa pihak yang terus meninggalkan komentar menyakitkan dan menghina di unggahan Instagram dirinya maupun penari yang terlibat, tanpa pemahaman yang jelas mengenai fakta yang sebenarnya. Beberapa komentar bahkan berupa serangan pribadi yang merendahkan fisik.
Ia meminta agar perilaku tersebut dihentikan dan mengajak para warganet untuk mencoba membayangkan diri mereka berada di posisinya, menerima kata-kata menyakitkan tanpa menyadari kesalahan apa yang telah diperbuat. "Masih ada beberapa orang yang meninggalkan komentar menyakitkan dan menghina pada postingan Instagram saya dan dia tanpa memahami fakta yang sebenarnya. Beberapa bahkan menyerangnya secara pribadi, menyebutnya 'gendut' atau jelek'," kata DJ Neo.