Kamis 17 Jul 2025 07:18 WIB

Widianti Widjaja: Sempat Ragu, Kini Jadi Penjaga Mahakarya Batik Legendaris

Rumah Batik Oey Soe Tjoen telah genap berusia 100 tahun.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Widianti Widjaja, generasi ketiga Oey Soe Tjoen, saat konferensi pers Pameran Karya 3 Generasi Selama 100 Tahun di kawasan Cilandak, Rabu (16/7/2025).
Foto:

Gaya inilah yang kemudian menjadi pakem, yang dilanjutkan oleh generasi kedua yakni Oey Kam Long (Muljadi Widjaja) dan Lie Tjien Nio (Istijanti Setiono) pada 1976. Perpaduan antara pengaruh Jawa, China, Eropa, Asia, hingga Arab membentuk gaya unik batik OST. Menjadikannya cerminan dari Kota Pekalongan yang sejak lama dikenal sebagai titik temu perdagangan dan budaya.

Pada masa sebelum pendudukan Jepang, batik OST sudah dikenal sebagai simbol status tinggi dan kerap dijadikan mas kawin kalangan priyayi. Nilainya tidak hanya terletak pada keindahan motif, tetapi juga pada teknik pengerjaannya yang sangat rumit dan nyaris langka saat ini.

Kini, Rumah Batik Oey Soe Tjoen telah genap berusia 100 tahun. Di usianya yang seabad, batik ini tak hanya bertahan, tetapi semakin dikenal sebagai mahakarya budaya bernilai tinggi. Dengan pengerjaan yang sangat halus dan detail, batik OST menjadi incaran kolektor dari seluruh dunia. Beberapa lembar kainnya bahkan telah menghiasi museum-museum prestisius di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia, serta tampil di balai lelang internasional.

Widianti mengatakan setiap helai batik OST dikerjakan sepenuhnya dengan tangan melalui proses pewarnaan celup berlapis. Bahkan menurut dia, pengerjaan satu kain bisa memakan waktu minimal tiga tahun.

"Membuat satu kain bisa memakan waktu tiga tahun, itu pun kalau tidak ada halangan. Keri sangat bergantung pada musim. Saat kemarau, kami butuh matahari untuk proses pengeringan," ujarnya.

Sebagai bagian dari rangkaian 100 tahun Rumah Batik Oey Soe Tjoen, pengunjung mendapatkan kesempatan melihat dan menikmati langsung lebih dari 90 lembar kain batik di pameran batik Oey Soe Tjoen bertajuk "Keteguhan Hati Merawat Warisan". Pameran berlangsung pada 25 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Pameran ini menjadi kesempatan langka bagi penikmat batik untuk melihat keragaman batik Oey Soe Tjoen yang menawan. Masyarakat juga diharapkan bisa lebih mengenal kekayaan budaya Indonesia lewat batik tulis halus yang semakin langka, serta meneruskan cerita keindahan batik OST kepada generasi berikutnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement