Selanjutnya, konsumen juga mulai melek dalam memilih furnitur yang berkualitas dan ramah lingkungan. Alvin menjelaskan, selama hampir dua tahun lebih sering tinggal di rumah, awareness akan ketahanan furnitur atau berbagai hal terkait rumah otomatis semakin meningkat.
“Saya yakin kalau furniturnya nggak tahan lama, entah kayunya patah atau apapun, itu pasti bikin jengkel. Jadi konsumen akan punya kesadaran untuk beli furnitur yang high quality,” kata Alvin.
Identitas rumah juga menjadi salah satu hal yang banyak dipertimbangkan ketika membeli furniture selama pandemi Covid-19. Setiap rumah, utamanya rumah milenial, rata-rata didesain dengan menonjolkan identitas si pemilik.
Misalnya ada orang yang merasa terwakili dengan desain furniture minimalis, desain unik multifungsi, desain furniture yang maskulin dan atraktif, serta desain lainnya.
“Bahkan dalam satu rumah itu antara Ayah dan anak, bisa jadi bisa identitas atau karakternya,” jelas Alvin.