AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Orang yang pernah mengalami cedera kepala serius patut mewaspadai risiko kanker otak. Menurut studi terbaru, riwayat benturan di kepala bisa meningkatkan risiko kanker otak hampir empat kali lipat.
"Trauma otak bisa berkontribusi pada peningkatan risiko terjadinya kanker otak di kemudian hari," jelas Prof Simona Parrinello dari University College London, seperti dilansir The Sun, Ahad (26/2/2023).
Kanker otak terjadi ketika sel-sel di otak mengalami pertumbuhan abnormal yang kemudian membentuk massa atau benjolan di otak. Jenis kanker otak yang paling umum, glioblastoma, dikenal sebagai kanker paling mematikan pada manusia.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi risiko kanker otak. Faktor risiko tersebut di antaranya adalah paparan radiasi dan riwayat keluarga.
Yang mungkin jarang diketahui, riwayat benturan di kepala juga bisa meningkatkan risiko kanker otak. Hubungan antara riwayat benturan dan risiko kanker otak disoroti dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Prof Parrinello dan tim penelitinya.
Melalui studi yang telah dipublikasikan pada / ini, tim peneliti mempelajari otak hewan coba tikus yang pernah mengalami cedera kepala. Dari studi ini, tim peneliti menemukan adanya penanda kanker pada otak tikus yang pernah mengalami cedera kepala.
Sel-sel tersebut memiliki potensi besar untuk berkembag secara abnormal. Tim peneliti lalu mempelajari rekam medis dari sekitar 20.000 pasien yang pernah mengalami cedera kepala. Mereka membandingkan kejadian kanker otak dalam kelompok tersebut dengan kejadian kanker otak pada orang-orang yang tak pernah mengalami cedera kepala.
Dari perbandingan ini, tim peneliti menemukan riwayat cedera kepala tak serta merta membuat seseorang pasti akan terkena kanker otak. Akan tetapi, riwayat cedera kepala bisa memicu peningkatan risiko kanker otak di masa mendatang.
Tim peneliti juga menemukan alasan mengapa cedera kepala bisa meningkatkan risiko kanker otak. Menurut tim peneliti, cedera pada kepala bisa memicu terjadinya pembengkakan pada otak. Pembengkakan ini dapat mendorong sel-sel di otak berlaku abnormal dan membentuk tumor di otak.
"Studi ini menyoroti mekanisme biologis yang menunjukkan bahwa risiko kanker dapat meningkat (akibat cedera kepala)," kata Dr Mark Dallas dari University of Reading, Inggris.
Dr Dallas menilai, studi ini juga menyoroti pentingnya pemantauan status peradangan otak pada orang dengan riwayat cedera kepala. Hal ini menjadi penting, mengingat peningkatan risiko kanker otak yang terjadi pada kelompok tersebut bisa mencapai hampir empat kali lipat.