AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Ketika mendengar istilah "keluarga", yang muncul di benak kita adalah rumah tangga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Sayangnya, tidak semua anak memiliki kehadiran sosok orang tua dalam hidupnya.
Ada mereka yang tinggal hanya bersama ibu, bahkan ada juga yang diasuh oleh kakek dan nenek lantaran orang tuanya meninggal dunia atau tidak mengambil tanggung jawab untuk membesarkan anaknya. Saat ini masih banyak anak yang tumbuh tanpa sosok ayah.
Menurut data Sensus Amerika Serikat (AS), satu dari empat anak di sana hidup tanpa ayah. Istilah tersebut dapat dikenal dengan father hunger atau fatherless.
Keabsenan sosok ayah ternyata akan berpengaruh pada pertumbuhan anak. Ada beberapa dampak yang akan dirasakan anak, seperti dikutip Good Men Project, Senin (10/4/2023):
Saat remaja
1. Mereka akan berjuang mengatur emosi seperti depresi, kecemasan, kemarahan, dan kesedihan.
2. Mereka akan kehilangan pendidikan untuk melihat apa yang diperlukan untuk mempertahankan pernikahan yang berhasil.
3. Anak laki-laki mungkin bergelut dengan peran gender dan kebingungan identitas.
4. Anak perempuan mungkin terlibat dalam aktivitas seksual pada usia lebih dini.
5. Anak-anak akan tumbuh hanya dengan memahami rumah tangga berpenghasilan tunggal, kemungkinan besar menghasilkan pola pikir berpenghasilan rendah.
Efek negatif bervariasi tergantung pada jenis kelamin anak karena anak laki-laki dan perempuan berpikir secara berbeda dan memiliki kebutuhan yang berbeda hingga masa remaja.
Saat dewasa
Bagi sebagian orang, dampak buruk dari ketidakhadiran ayah kerap tidak disadari hingga dewasa. Begitu anak sampai pada momen dewasa, hidup mandiri, mereka menyadari bahwa mereka kehilangan sesuatu. Namun, mereka tidak tahu pasti apa "sesuatu" itu.
"Sesuatu" yang hilang itu bisa jadi salah satu dari yang berikut:
1. Kepercayaan diri
2. Keamanan emosional
3. Identitas jenis kelamin
4. Keterampilan hubungan
5. Pengetahuan keuangan
6. Kemampuan untuk berkomunikasi