Sekitar 15,4 dari 1.000 pada kelompok Covid-19 parah menderita takikardia ventrikel, dibandingkan dengan 0,9 per 1.000 pada kelompok kontrol. Para peneliti mengatakan pasien infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) yang mengalami gejala yang tidak terlalu parah juga berisiko lebih besar mengalami kondisi tersebut.
Dr Stahlberg mengungkapkan peningkatan risiko aritmia setelah Covid-19 juga telah dilaporkan sebelumnya pada sebagian besar pasien yang tidak memerlukan perawatan unit perawatan intensif (ICU). Ia pun mengingatkan sistem rumah sakit untuk mempersiapkan peningkatan jumlah pasien yang membutuhkan manajemen untuk serangan aritmia baru.
Di sisi lain, studi sebelumnya telah mengaitkan Covid-19 dengan berbagai masalah jantung. Keluhannya mencakup penyakit jantung, serangan jantung, gagal jantung, hingga trombosis vena dalam.