Survei tersebut juga menemukan t-shirt adalah item paling populer dari pakaian custom yang dimiliki (51 persen), diikuti oleh polo shirt (46 persen), dan hoodies atau sweater (46 persen). Sekitar 68 persen responden bersedia menghabiskan lebih banyak uang untuk pakaian yang dipersonalisasi karena barang serupa tak ada di tempat lain (47 persen) atau membangkitkan kenangan (47 persen).
Pakar branding Clare Alexander yang tak terlibat dalam studi berpendapat banyak orang memiliki kaus favorit yang dipersonalisasi. Mengenakan "karya seni" pada pakaian jadi tradisi mode yang sudah mapan, dan kaus bergambar khusus merupakan bentuk paling literal dari hal tersebut.
"Melalui itu, seseorang dapat mengekspresikan diri dalam bentuk visual dengan merepresentasikan tempat-tempat yang pernah dikunjungi, lagu favorit, acara televisi, film, atau desainer tertentu," kata Alexander.