AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Konser band rock asal Inggris, Coldplay selalu berusaha mengusung konsep ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk dunia yang lebih bersih. Saat ini, sekitar 45 persen dari keseluruhan penyelenggaraan konser bertajuk “Coldplay Music of The Spheres World Tour” sudah ramah lingkungan.
“Sepertinya, saat ini konser kami sudah sekitar 45 persen lebih hijau dibandingkan dengan konser-konser kami sebelumnya. Tapi, kami baru mulai selama satu tahun ini, dengan tujuan akhir, kami akan semakin bersih,” kata vokalis Coldplay, Chris Martin dilansir wawancara di kanal YouTube Mata Najwa, Ahad (21/5/2023).
Penulis lagu kelahiran 2 Maret 1977 itu mengatakan ketika Coldplay memutuskan melakukan tur dunia, band yang aktif sejak 1997 itu ingin mengubah cara konsumsi energi. Coldplay berpikir bagaimana caranya berhenti mengambil energi dan mulai melakukan sesuatu dalam aspek lingkungan.
Kemudian, band yang terdiri dari Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman, Will Champion, dan direktur kreatif Phil Harvey mulai merekrut beberapa profesional untuk memastikan konser dunia Coldplay ramah lingkungan, baik itu dalam aspek listrik, hingga transportasi.
“Tim ini akan melihat secara keseluruhan. Bagaimana kita dapat meningkatkanya dari sisi transportasi? Bagaimana mendapatkan sumber penerangan yang lebih baik, dan seterusnya,” ujar Martin.
Coldplay menilai konsep ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi unsur penting dalam tur mereka. Coldplay berupaya selalu menjaga dan meningkatkan konsep konser ramah lingkungan menjadi lebih baik lagi. “Hal ini menjadi sama pentingnya dengan musik itu sendiri, karena tentu saja jika tidak ada bumi maka tidak ada musik. Jadi, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk melakukan apa yang bisa kami lakukan dalam bisnis kami,” kata dia.
Penyanyi bernama Christopher Anthony John Martin itu berharap orang lain melakukan hal serupa dalam pekerjaan dan bidangnya masing-masing. Dia memastikan konsep ramah lingkungan sangat menyenangkan.
“Keren juga bahwa di konser kami Anda bisa berinteraksi dengan hal-hal ini. Ada lantai kinetik yang bisa Anda lompati untuk menghasilkan energi, ada sepeda yang jika dikayuh dapat menghasilkan energi, atau siapapun yang membeli tiket dapat menanam pohon. Hal-hal ini membuatnya menjadi sangat menyenangkan,” ujar ayah dua anak itu.
Martin memastikan penggemarnya di Indonesia dapat menyaksikan dan merasakan konsep konser ramah lingkungan dan berkelanjutan saat konser di Jakarta pada November mendatang. “Kami mencoba untuk menunjukkan, yang memang butuh waktu, bahwa bersih dan hijau itu bagus untuk bisnis,” kata dia.
Martin memastikan konsep ramah lingkungan dan berkelanjutan bukan hanya sesuatu yang digunakan untuk amal saja. Konsep berkelanjutan juga bukan berarti Anda harus mengurangi kualitas dalam hidup.
“Justru ini sesuatu yang secara alami harusnya ada dalam sebuah bisnis, jika Anda ingin bisnis tersebut berjalan dengan baik,” ujar dia.