AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Mayer, Andreas, Elaine, Leann, dan Riana sempat "belajar" di fasilitas area konservasi orangutan BOSF di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Setelah dinyatakan 'lulus' dan mendapat persetujuan dari para ahli, mereka pun siap dilepasliarkan ke habitat alaminya. Kelimanya pun siap kembali menjalani hari-hari sebagai orangutan yang hidup bebas di alam.
Tak ayal, keberlangsungan orangutan sebagai primata besar yang hanya hidup di pulau Sumatera dan Kalimantan memiliki banyak tantangan. Populasinya yang kerap berada dalam bayang-bayang kepunahan tidak hanya mengancam spesies tersebut, tapi juga keragaman hayati ekosistem hutan. Dampak orangutan sebagai umbrella species kepada habitatnya begitu besar sehingga keberadaannya memiliki nilai lebih.
Dalam pelepasliaran lima orangutan ke Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur, tersebut BCA menjalin kerja sama dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Menyadari hal itu, BCA terus mempertahankan dukungannya terhadap upaya konservasi orangutan di Indonesia. Hingga Mei 2023, BCA telah berkontribusi terhadap pelepasliaran 49 orangutan dan rehabilitasi 46 orangutan.
"Sungguh berbahagia sekali melalui program CSR Bakti BCA, kami dapat kembali berkontribusi dalam upaya pelestarian populasi orangutan di Indonesia. Penting sekali orangutan yang memiliki peran besar dalam menjaga biodiversitas ekosistem hutan terus terlindungi sampai kapan pun. Pelepasliaran kelima orangutan ke Hutan Kehje Sewen merupakan usaha jangka panjang dalam menjaga masa depan keanekaragaman hayati di Indonesia," ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn dalam siaran pers, Jumat (26/5/2023).
Tidak hanya itu, BCA juga berpartisipasi dalam perawatan cagar alam secara jangka panjang dan pengembangan masyarakat berkelanjutan. Sebanyak 9.000 bibit pohon sudah ditanam di areal seluas 22,5 hektare guna mendukung kawasan rehabilitasi orangutan dan beruang madu di Samboja Lestari, Kalimantan Timur.
Edukasi dan sosialisasi pentingnya pelestarian orangutan juga terus dilakukan secara aktif dari sekolah ke sekolah melalui program Orangutan Goes To School (OGTS). Hal ini dilakukan dengan harapan para pelajar dapat memahami betapa krusialnya peran orangutan bagi lingkungan hidup serta dapat turut berperan aktif melestarikan orangutan ke depannya. Hingga saat ini, OGTS berhasil menjangkau 3.602 pelajar dari 37 sekolah di Kalimantan.
Hera menambahkan bahwa sudah saatnya berbagai pihak untuk berpartisipasi lebih aktif dalam menjaga kelestarian alam Indonesia. "Meski kontribusi kami belum seberapa, kami berharap apa yang kami usung secara tekun dan konsisten dalam upaya pelestarian orangutan di Kalimantan ini dapat memantik semangat serupa berbagai pihak,'' kata Hera.