AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Platform streaming Netflix telah memberlakukan aturan baru mengenai akun yang berbagi kata sandi. Pemilik akun berlangganan harus membayar biaya tambahan jika hendak berbagi kata sandi dengan orang yang tinggal di rumah lain.
Dikutip dari laman The Verge, Ahad (28/5/2023), aturan baru Netflix baru diterapkan di sejumlah negara. Pemilik akun diminta membayar biaya tambahan 7,99 dolar AS (sekitar Rp 119 ribu) per bulan jika ada satu orang lain di luar rumah yang ingin mengakses akun yang sama.
Masih banyak pertanyaan tentang bagaimana Netflix akan mengimplementasikannya secara meluas, dan apakah itu benar-benar akan membantu meningkatkan keuntungan perusahaan. Perusahaan telah mengantisipasi reaksi keras dari pelanggan.
Sebelumnya, CEO Netflix Reed Hastings pernah berkata bahwa berbagi kata sandi adalah sesuatu yang harus dipelajari. Tahun lalu, Hastings memberi tahu investor bahwa biaya tambahan untuk berbagi kata sandi berpotensi membuat pelanggan berkurang.
Setelah berbulan-bulan pengujian di Amerika Latin dan Amerika Tengah, Netflix akhirnya menghadirkan layanan berbagi berbayar ke Kanada, Selandia Baru, Portugal, Spanyol, dan Amerika Serikat. Hasilnya, ada "reaksi pembatalan" yang terjadi di Spanyol.
Artinya, sejumlah pelanggan di Spanyol memilih untuk membatalkan langganan, di mana data dari grup analitik Kantar menemukan bahwa Netflix kehilangan satu juta pengguna setelah tindakan keras tersebut. Namun, bagi para eksekutif Netflix, peningkatan pendapatan keseluruhan yang didapat pada akhirnya lebih besar daripada pelanggan yang hilang.
Dalam laporan pendapatan terakhirnya pada April 2023, Netflix menyatakan senang dengan hasil dari aturan berbagi kata sandi di Kanada, Selandia Baru, Portugal, dan Spanyol. Basis pelanggan di Kanada pun tercatat tumbuh lebih cepat daripada di Amerika Serikat.
Netflix meyakinkan investor bahwa hasil di Kanada adalah indikator yang dapat diandalkan tentang pemberlakuan aturan. Akan tetapi, pakar media streaming dan analis industri Dan Rayburn menyebut itu bukan perbandingan yang adil. "Karena jumlah pelanggan dan rumah tangga di kedua negara sangat berbeda," ucap Rayburn.
Selain itu, Netflix juga tidak memperhitungkan jumlah pelanggan yang akan memilih untuk menurunkan paket alih-alih membatalkannya sama sekali. Dalam pandangan Rayburn, hal itu juga dapat menimbulkan masalah besar bagi perusahaan.
Tanpa berbagi kata sandi, paket Netflix dengan harga yang lebih mahal kehilangan sebagian nilainya. Sebab, beberapa pengguna mungkin berlangganan paket itu hanya karena keuntungan yang memungkinkan banyak orang menonton Netflix sekaligus dari perangkat yang berbeda, dan di rumah tangga yang berbeda.
Paket standar Netflix seharga 15,49 dolar AS (Rp 232 ribu) per bulan memungkinkan konsumen menonton Netflix di dua perangkat sekaligus. Paket premium 19,99 dolar AS (Rp 300 ribu) per bulan memungkinkan hingga empat pemirsa secara bersamaan.
Pergeseran aturan berbagi kata sandi dapat berarti bahwa beberapa pengguna akan memilih untuk menggunakan paket dasar 9,99 per bulan (Rp 150 ribu). Itu lebih masuk akal daripada membatalkan langganan sepenuhnya, walau hanya memungkinkan pengguna menonton Netflix di satu perangkat dalam satu waktu.
Tren potensial ini dapat memberikan pukulan bagi pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) Netflix, yang mencapai 16,18 dolar AS (Rp 242 ribu) dalam laporan pendapatan terakhirnya. "Pembatalan akan merugikan, tetapi penurunan peringkat juga akan merugikan karena Netflix tidak dapat mengimbanginya dalam periklanan,” ungkap Rayburn.
Terlepas dari pembagian kata sandi berbayar akan merugikan neraca Netflix atau tidak, hal itu dapat berdampak besar bagi seluruh industri streaming. Perusahaan lain, seperti Disney, Warner Bros. Discovery, dan Paramount, kemungkinan besar ingin melihat bagaimana konsumen menanggapi aturan Netflix. Dengan streamer sebesar Netflix melakukan pembagian berbayar, selalu ada kemungkinan hal itu akan menjadi norma industri.