AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Minat dan keterlibatan publik dalam pelestarian arkeologi semakin meningkat. Itu terbukti dengan kehadiran berbagai komunitas peduli arkeologi dan cagar budaya. “Saya lihat saat ini juga semakin banyak komunitas yang peduli dengan cagar budaya dan kepurbakalaan, dan kita kedepannya harus bisa membangun sinergitas dengan komunitas untuk sama-sama melestarikan cagar budaya di Indonesia,” kata Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Marsis Sutopo dalam sambutannya pada acara Peringatan Hari Purbakala ke-110 di Museum Nasional, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud-Ristek Hilmar Farid juga mengakui bahwa komunitas dalam upaya pelestarian cagar budaya sangat esensial. Sebagai contoh konkret, selama ini pihaknya selalu mendapat laporan kerusakan, pengrusakan dan laporan kondisi cagar budaya di Indonesia umumnya dari komunitas.
“Karena mereka yang ada di lapangan. Bagaimanapun staf di kementerian jumlahnya terbatas, jadi kerja sama dengan komunitas itu sangat esensial. Mereka betul-betul menjadi mata dan telinganya dari upaya pelestarian ini,” kata Hilmar.
Ia kemudian berencana untuk mengumpulkan semua komunitas arkeologi dan cagar budaya dan para ahli arkeologi untuk membangun sinergitas. Namun demikian, ia belum merinci lebih detail terkait waktu pelaksanaan pertemuan tersebut.
“Memang tadi juga ada pembicaraan untuk ingin mempertemukan semua, bagaimana caranya kementerian bisa mendukung dan memfasilitasi berbagai komunitas ini, agar gerakannya semakin menguat,” kata Hilmar.
Diketahui, setiap 14 Juni diperingati sebagai Hari Purbakala Indonesia. Tanggal ini diambil berdasarkan tanggal berdirinya lembaga Oudheidkundige Dienst (OD) atau yang disebut Lembaga Purbakala yakni 14 Juni 1913. Sejak ditetapkan hingga kini, hari bersejarah itu diperingati baik oleh lembaga pemerintah pusat dan daerah, maupun komunitas dan organisasi.
Di usia lebih dari satu abad ini, perjalanan lembaga kepurbakalaan memperlihatkan suatu dinamika konsep, kebijakan, dan strategi dalam menjaga warisan budaya bangsa. Terdapat perubahan nomenklatur dan sejumlah pejabat yang memimpin lembaga tersebut.
Lembaga OD serta lembaga-lembaga lain telah menunjukkan bukti data dan informasi masa lalu yang berperan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa. Perannya ini memberikan sumbangan yang berguna bagi masa kini dan yang akan datang.