AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada sekitar 4.000 kasus tenggelam yang fatal dan 8.000 kasus tenggelam yang tidak fatal di AS setiap tahunnya. Salah satu kasus tenggalam yang bisa berbahaya adalah dry drowning.
Anak bisa saja tampak "aman" setelah insiden di air. Namun, mereka masih bisa berada dalam bahaya jika sejumlah kecil air telah masuk ke paru-parunya.
"Dry downing dapat menyebabkan peradangan atau pembengkakan dan membuat sulit bernapas, bahkan setelah seorang anak diselamatkan dari air," ujar dr Denise Scott, dokter anak sekaligus salah satu pendiri Oklahoma City's First After, seperti dilansir laman Fox News, Selasa (11/7/2023).
Meskipun sebenarnya bukan istilah medis atau diagnosis, dry drowning menggambarkan suatu kondisi yang merupakan komplikasi dari peristiwa air. Ini disebut sebagai sindrom pasca-tenggelam.
"Sindrom pasca-tenggelam dianggap sebagai tenggelam nonfatal, menggambarkan suatu peristiwa di mana seseorang tenggelam dalam air tetapi paru-parunya tidak terisi air (sehingga kering)," jelas Scott.
Saat ini terjadi, air telah terhirup, bukan tertelan, melalui hidung atau mulut. Scott mengatakan air di saluran udara dapat menyebabkan laringospasme atau kejang pita suara, sehingga sulit bernapas.
Menurut Scott, hal ini membuat udara sulit masuk ke paru-paru. Sindrom pasca tenggelam dapat terjadi setelah seseorang berada di badan air apa pun, baik itu danau, kolam renang, bak mandi, atau bak mandi air panas.
"Secara teknis, setiap tenggelam adalah akibat tidak masuknya udara ke dalam paru-paru, baik paru-paru basah maupun kering," kata Scott.
Tanda-tanda peringatan
Scott mengatakan tanda yang paling jelas dari sindrom pasca tenggelam adalah batuk yang berlebihan atau terus menerus.
"Jika seseorang menghirup air, responsnya adalah batuk yang sering mengeluarkan air," kata dokter tersebut.
Kekhawatirannya adalah ketika batuk berlanjut setelah episode 30 sampai 60 menit atau lebih. Tanda peringatan lain yang terjadi segera setelah episode atau dalam satu, jam termasuk kesulitan bernapas atau berbicara, napas cepat dan berat, nyeri dada, mengi atau muntah.
Gejala selanjutnya, biasanya dalam dua hingga tiga jam, dapat berupa kebingungan, kantuk, dan batuk terus menerus, serta kesulitan bernapas. Seluruhnya bisa menjadi tanda penurunan oksigen.
Tindakan cepat adalah kuncinya
Scott menegaskan seorang anak yang telah diselamatkan dari air atau terhirup air dan memiliki gejala di atas harus dibawa untuk evaluasi medis. "Untuk setiap anak yang tidak bernapas, CPR harus diberikan dan layanan kesehatan darurat harus dipanggil."