AMEERALIFE.COM, REPUBLIKA -- Pemilik Twitter, Elon Musk, telah meluncurkan logo X berwarna hitam putih baru untuk menggantikan burung biru sebagai lambang Twitter. Musk menindaklanjuti rebranding besar-besaran dari platform media sosial yang ia beli seharga 44 miliar dolar AS tahun lalu tersebut.
Ramai kabar warganet menyebut Twitter berubah menjadi Xwitter. Musk mengganti ikon Twitter dengan lambang X putih berlatar belakang hitam. Dia memposting gambar pada hari Senin (24/7/2023), dari desain yang diproyeksikan di markas Twitter di San Francisco.
Logo X mulai muncul di bagian atas versi desktop Twitter pada hari Senin, tetapi lambang burung masih dominan di seluruh aplikasi ponsel. Musk telah meminta ide logo dari penggemar dan memilih satu, yang dia gambarkan sebagai Art Deco minimalis, dengan mengatakan itu "pasti akan disempurnakan."
"Dan segera kami akan mengucapkan selamat tinggal pada merek Twitter dan, secara bertahap, semua burung," cuit Musk, dikutip dari VOA News, Selasa (25/7/2023).
Domain web X.com sekarang mengarahkan pengguna ke Twitter.com. Menanggapi pertanyaan tentang bakal disebut apa "tweet" ketika rebranding selesai, Musk mengatakan itu akan disebut Xs.
Musk yang juga CEO Tesla itu dikenal sudah lama terpesona dengan simbol X. Miliarder itu juga CEO perusahaan roket Space Exploration Technologies Corp., umumnya dikenal sebagai SpaceX. Pada tahun 1999, ia mendirikan startup bernama X.com, sebuah perusahaan jasa keuangan dering yang sekarang dikenal sebagai PayPal.
Dia menamai putranya kumpulan huruf dan simbol "X" yang lahir dari penyanyi kanana, Grimes. Pembelian dan rebranding Twitter Musk adalah bagian dari strateginya untuk menciptakan apa yang dia sebut sebagai "aplikasi segalanya" mirip dengan WeChat China, yang menggabungkan obrolan video, perpesanan, streaming, dan pembayaran.
Linda Yaccarino, eksekutif lama NBC Universal Musk yang diangkat menjadi CEO Twitter pada bulan Mei, memposting logo baru dan mempertimbangkan perubahan tersebut. Dia menulis di Twitter bahwa X akan menjadi keadaan interaktivitas tak terbatas di masa depan—berpusat pada audio, video, perpesanan, pembayaran/perbankan, serta menciptakan pasar global untuk ide, barang, layanan, dan peluang.
Namun, para ahli memperkirakan nama baru itu akan membingungkan banyak audiens Twitter, yang telah memburuk di platform media sosial menyusul serangkaian perubahan Musk lainnya. Situs ini juga menghadapi persaingan baru dari Threads, aplikasi baru dari Facebook dan induk Instagram Meta yang secara langsung menargetkan pengguna Twitter.