AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sudut pandang perempuan dalam film telah menjadi aspek penceritaan yang semakin penting dan terkenal. Film-film ini menawarkan perspektif baru dan beragam tentang dunia dengan memfokuskan narasinya pada karakter wanita.
Perspektif perempuan dalam film mendorong keragaman, menghilangkan prasangka, dan memberikan representasi yang seringkali hilang dalam film arus utama. Akibatnya, ide ini memicu banyak percakapan daring, terutama di Reddit mengenai film mana yang paling mewakili perspektif wanita. Berikut 10 film terbaik yang mengangkat perspektif perempuan, dilansir Collider, Kamis (10/8/2023):
1. Raise the Red Lantern (1991)
Berlatarkan Cina tahun 1920-an, Raise the Red Lantern menceritakan kisah Songlian (Gong Li), seorang wanita muda yang menjadi istri keempat dari seorang pria kaya. Saat dia memasuki dunia kompleks suaminya yang mewah, Songlian menghadapi kekuatan kompleks, manipulasi, dan persaingan cemburu di antara para istri.
Zhang Yimou menggambarkan korban psikologis dan emosional yang dapat ditimbulkan oleh norma gender konvensional melalui grafik yang menarik dan narasi yang terampil. Ini juga merupakan representasi mendalam dari perjuangan dan perlawanan tak terucapkan perempuan dalam budaya di mana status perkawinan menentukan betapa berharganya mereka.
2. Three Colours Trilogy (1993-1994)
Three Colours Trilogy disutradarai oleh Krzysztof Kieślowski yang termasuk dalam serangkaian film Blue (1993), White (1994), dan Red (1994). Ini terinspirasi oleh tiga warna bendera Prancis yang mewakili kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Setiap film mengeksplorasi tema yang berbeda dan berdiri sendiri sebagai cerita yang lengkap tetapi saling berhubungan.
Setiap film dalam menyelami kehidupan batin para protagonis wanita, memberikan wawasan yang menarik tentang keinginan, impian, dan kesulitan mereka. Misalnya Julie (Juliette Binoche) dalam warna Blue yang mencari pembebasan setelah tragedi, Dominique (Julie Delpy) yang mencari kesetaraan dan kekuasaan dalam warna White, atau Valentine (Irène Jacob) yang menemukan hubungan dan empati sejati dalam warna Red.
3. The Virgin Suicides (1999)
Berdasarkan novel karya Jeffrey Eugenides, The Virgin Suicides mengangkat kisah di sekitar Lisbon bersaudara, sekelompok lima gadis remaja yang tinggal di lingkungan pinggiran kota. Film ini dinarasikan dari sudut pandang sekelompok teman sekelas laki-laki yang terpesona oleh saudara perempuan Lisbon yang misterius dan penuh teka-teki.
Meski ceritanya disajikan dari sudut pandang laki-laki, The Virgin Suicides berhasil dan dengan halus mengeksplorasi kehidupan batin para suster Lisbon. Film menyoroti masalah mereka dengan pembatasan masyarakat terhadap perempuan muda.
4. Carol (2015)
Berlatar tahun 1950-an, Carol menceritakan kisah antara Carol Aird (Cate Blanchett), seorang wanita tua yang anggun dan misterius dan Therese Belivet (Rooney Mara), seorang fotografer muda yang bercita-cita tinggi. Kehidupan batin Therese dan Carol dieksplorasi melalui perspektif mereka, memberikan pemahaman yang dekat kepada audiens tentang aspirasi, kecemasan, dan tantangan mereka. Melalui penampilan luar biasa dari Blanchett dan Mara serta sinematografinya yang memukau, Carol dengan cemerlang menyampaikan seluk-beluk hasrat feminin dan kompleksitas cinta dan identitas.
Selain film-film tersebut, ada juga Amélie (2001), Easy A (2010), Ghost World (2001), dan But I’m a Cheerleader (1999) yang mengangkat perspektif perempuan dalam kisahnya.