AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pakar bedah plastik lulusan Universitas Indonesia Amila Tikyayala Purnomo menyarankan para wanita rehat sementara berhubungan intim dengan suami mereka sekitar 40 hari sejak operasi vagina atau vaginoplasty.
"Kita sesuaikan dengan proses ovulasi rahimnya 40 hari. Sebenarnya enggak ada hubungannya, tetapi, kita pakai rata-rata patokan 40 hari, sekitar kurang lebih enam minggu. Semacam nifas," ujar Amila saat diskusi yang diadakan secara daring, Jumat (11/8/2023).
Saran agar seorang wanita menunggu 40 hari sebelum berhubungan intim ini untuk memastikan penyembuhan selesai. Amila mengatakan pertanyaan seputar waktu tunggu kembali melakukan aktivitas seksual usai vaginoplasty menjadi yang terbanyak diajukan pasiennya.
Vaginoplasty termasuk bagian dari peremajaan organ intim atau genital rejuvenation, yang dilakukan para wanita karena adanya kelonggaran di area vagina. Tindakan dilakukan pakar bedah untuk membuat vagina merapat.
"Ini bisa dilakukan secara laser, non-surgical (nonbedah) maupun surgical (bedah). Biasanya bisa menggunakan laparoskopi," kata Amila.
Seorang wanita umumnya meminta dilakukannya vaginoplasty karena merasa ada keluhan di area genital seperti gatal yang menurunkan kepercayaan dirinya. Selain vaginoplasty, tindakan yang juga termasuk dalam upaya peremajaan organ intim, yakni labiaplasty akibat keluhan pada bagian labia atau bibir vagina seperti ada bagian terlipat, bibir kemaluan yang lebih kecil lebih keluar dari labia mayor sehingga mengganggu aktivitas.
"Biasanya mengakibatkan infeksi berulang, dan juga keputihan. Biasanya ada rasa gatal di sekitar labia. Berbagai macam jenis tindakan bisa dilakukan, sehingga keluhan sudah tidak ada lagi," ujar Amila.
Vaginoplasty dan labiapasty sebenarnya menjadi bagian dari tindakan atau prosedur operasi bagi wanita yang telah mengalami kehamilan, persalinan dan juga menyusui yang bisa disebut sebagai mommy makeover. Menurut Amila, seorang wanita tak menutup kemungkinan menjalani operasi dari atas kepala hingga ujung kaki.
Namun, ada kandidat-kandidat yang bagus untuk dilakukan prosedur, sementara lainnya sebaiknya menunda dulu.
"Tetapi, secara garis besar ini adalah salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri para wanita-wanita dan diharapkan dengan hal ini kualitas hidup atau kehidupannya lebih baik lagi," kata Amila.