Dengan liciknya, Letby memberi tahu ibu yang panik bahwa pendarahan itu disebabkan oleh selang makanan yang menggesek tenggorokan bayinya. Namun, Anak E menderita kehilangan darah yang signifikan. Ketika sang ibu kembali ke unit neonatal, dia menemukan petugas medis berusaha mati-matian untuk menyadarkan putranya, tetapi tidak berhasil.
Ketika ditanya motifnya, Letby mengeklaim itu untuk menutupi kegagalan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Sementara itu, pengacaranya berpendapat bahwa bayi telah menerima perawatan kurang optimal.
Dilansir Fox News, Sabtu (19/8/2023), dalam sebuah pernyataan, Pascale Jones, dari UK Crown Prosecution Service mengatakan Lucy Letby berusaha menipu rekan-rekannya dan menganggap kerusakan yang dia timbulkan tidak lebih dari memperburuk kerentanan setiap bayi yang ada.
"Di tangannya, zat yang tidak berbahaya seperti susu atau obat-obatan seperti insulin akan menjadi mematikan. Dia memutarbalikkan pembelajarannya dan mempersenjatai keahliannya untuk menimbulkan bahaya, kesedihan, dan kematian," ucap Jones.
Pemerintah Inggris telah memerintahkan penyelidikan independen atas kasus tersebut. "Saya ingin mengirimkan simpati terdalam saya kepada semua orang tua dan keluarga yang terdampak kasus mengerikan ini. Penyelidikan ini berusaha untuk memastikan orang tua dan keluarga yang terdampak mendapatkan jawaban yang mereka butuhkan," kata Menteri Kesehatan Inggris Steve Barclay.