Jumat 25 Aug 2023 21:13 WIB

Blue Beetle Sisipkan Sejarah Kelam Amerika, Sutradara Mengaku tak Takut

Sutradara Blue Beetle tak takut mengungkap dampak buruk AS terhadap Amerika Latin.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan dalam film Blue Beetle. Blue Beetle menyisipkan sejarah kelam Amerika di filmnya. (ilustrasi)
Foto: Dok: Warner Bros Pictures
Salah satu adegan dalam film Blue Beetle. Blue Beetle menyisipkan sejarah kelam Amerika di filmnya. (ilustrasi)

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Film Blue Beetle yang telah tayang di bioskop mengisahkan karakter Jaime Rayes (diperankan aktor Xolo Mariduena) sebagai pewaris kekuatan luar biasa dari alien. Ketika mengadakan pertarungan terakhir dengan musuh bebuyutannya yang sama kuatnya, Carapax (Raoul Max Trujillo), film ini hendak menunjukan kilas balik cerita. 

Film Blue Beetle memerinci semua kesulitan yang telah dialami karakter penjahat, dan pada dasarnya menjelaskan kepada Jaime bahwa musuh bebuyutannya adalah korban Victoria Kord (Susan Sarandon). Sutradara film Angel Manuel Soto berbicara tentang pentingnya momen tersebut dalam film.

Baca Juga

Selama wawancara, Soto mengungkapkan dia tidak takut untuk mengungkapkan dampak buruk yang telah dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Amerika Latin. Pada saat yang sama, ia harus memastikan bahwa kritik tersebut tidak dilakukan secara umum, dan membuat penonton menghubungkan titik-titik tersebut untuk menyadari bagaimana sebagian penduduk Amerika Latin mengalami kontak dengan kekerasan pada usia dini, khususnya akibat perlakuan AS. 

Tentu saja imperialisme Amerika sangat penting agar Jaime berempati dengan Carapax dan tidak memberikan pukulan terakhir yang mematikan kepada penjahatnya. “Kami ingin menciptakan momen untuk mengupas lapisan-lapisan dan menggali akar trauma untuk memahami bahwa orang ini, traumanya telah dijadikan senjata,” kata Soto dalam wawancara bersama Collider, dikutip Jumat (25/8/2023).

Soto mengatakan untuk menciptakan hal tersebut, butuh kilas balik yang menceritakan kisah tentara anak-anak dan bagaimana wilayah itu (yang juga mencakup wilayah Karibia) terus-menerus diintervensi oleh kekuatan kekaisaran. Di sinilah lahirnya sejarah pertumpahan darah modern yang terjadi melalui campur tangan terus-menerus dari imperialisasi Amerika serta upaya untuk mengambil alih sumber daya dan melakukan kudeta.

Selain itu, juga ada "penempatan" diktator publik untuk melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan Amerika. Jadi Villa, dalam hal ini, sekolah dari Amerika, merupakan fakta sejarah.

Soto mengatakan, penting untuk menempatkan cerita Carapax dalam realitas yang membumi sehingga tidak jatuh ke dalam konstruksi fantasi atau kekeliruan. Dia menggarisbawahi imperialisme Amerika adalah realitas yang ada namun sering diabaikan dalam buku-buku sejarah. Pasalnya, hal itu dianggap bagian gelap yang dilakukan AS di Amerika Latin.

Selain momen khusus ini, Blue Beetle juga terus-menerus merujuk pada cara perusahaan yang cenderung menggunakan negara-negara berkembang sebagai "taman bermain" dan membuat dampak pelemahan ekonomi lokal. Perusahaan-perusahaan itu juga menciptakan lapangan kerja murah sehingga memaksa warga negara setempat keluar dari negara mereka jika ingin memiliki akses terhadap pekerjaan yang lebih baik maupun pendidikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement