Dokter lulusan Universitas Indonesia itu juga mengatakan penting menjaga stamina agar tidak mudah terkena penyakit dengan makan makanan bergizi, istirahat yang cukup serta konsumsi vitamin, dan hindari merokok.
“Jaga stamina karena semakin lemah seseorang akan semakin mudah kena penyakit. Kalau sudah (sakit), coba terapi sederhana di rumah. (Jika) tiga hari tidak enakan (membaik) atau malah demam, segera ke dokter,” kata Januar.
Dia menyarankan jika seseorang merasakan ISPA atau ada rasa sakit di tenggorokan akibat paparan polusi udara, sebaiknya hindari area berpolusi dan gunakan masker dengan benar yang menutupi hidung dan mulut. Namun, jika sakit tidak kunjung membaik, sebaiknya segera berobat ke dokter sesuai gejala.
Polusi udara memiliki zat polutan dengan partikulat meter berukuran 2,5 mikron meter dan dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh dan larut dalam darah. Hal ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan mengganggu kerja organ tubuh lainnya, seperti jantung dan mengakibatkan strok dalam jangka panjang.
Januar mengatakan, selain menggunakan masker secara rutin, masyarakat sebaiknya bersikap bijak menghadapi kualitas udara yang memburuk. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain dengan memantau kualitas udara melalui aplikasi atau website, memeriksa emisi kendaraan yang digunakan, memilih BBM dengan pembakaran yang baik, serta membatasi penggunaan kendaraan bermotor.
Jika ingin beraktivitas di luar ruangan, pilih area dengan banyak pepohonan karena dari beberapa penelitian, terbukti pepohonan membantu menyaring polusi udara. Untuk kelompok usia rentan seperti anak-anak, lansia atau kelompok yang mempunyai komorbid, baiknya kunjungi tempat dengan banyak ruangan tertutup.