AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Beberapa faktor dapat memengaruhi pengalaman perjalanan udara. Ada yang membuat perjalanan menjadi lancar, namun sebagiannya lagi membuat lebih buruk dari yang seharusnya. Salah satunya adalah melupakan membawa makanan ringan, atau duduk di barisan belakang dekat dengan kamar mandi.
Namun, salah satu hal yang sering kali terlupakan adalah betapa mudahnya kita mengalami dehidrasi di dalam pesawat. Antara harga air kemasan yang tinggi di bandara dan pengalaman yang kurang menyenangkan ketika menggunakan kamar mandi di dalam pesawat, banyak penumpang cenderung minum lebih sedikit air dibandingkan biasanya.
Namun, menurut seorang ahli diet terdaftar dan praktisi pengobatan fungsional utama di Malla, Tanya Mezher, tidak cukup minum adalah kesalahan besar. Dia menjelaskan, kondisi di dalam pesawat sangat berbeda dengan yang kita alami sehari-hari di darat.
Kabin pesawat biasanya memiliki udara yang lebih dingin dan kering, dengan tekanan yang lebih rendah. Kelembapan udara relatif rendah, berkisar antara 10-20 persen yang mengakibatkan kehilangan kelembapan lebih cepat dari sistem pernapasan, kulit, mata, dan bagian tubuh lainnya.
“Duduk dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama juga dapat mengubah keseimbangan cairan di dalam tubuh, memengaruhi kekentalan darah, dan berkontribusi pada kehilangan cairan yang lebih tinggi,” kata Mezher dilansir Huffpost, Sabtu (2/9/2023).
Tubuh terdiri atas 55-60 persen air. Manusia membutuhkan asupan air yang cukup agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.
Dehidrasi dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kelelahan, peningkatan detak jantung (meskipun tekanan darah rendah), atau bahkan kebingungan. Ini adalah gejala yang tidak ingin kita alami, terutama saat berada di dalam pesawat.
Jika Anda memiliki kecemasan tentang perjalanan, Mezher mengatakan kondisi dehidrasi dapat memperburuk dengan dampak negatif pada kesejahteraan emosional dan mental. Kondisi ini juga dapat memengaruhi sistem pencernaan dan berkontribusi pada sembelit, yang sering terjadi akibat perubahan lingkungan dan perbedaan zona waktu.
“Pastinya tidak menyenangkan untuk mendarat di tujuan perjalanan dan merasa lebih buruk daripada saat berangkat,” ujar Mezher.
Jika Anda ingin tetap terhidrasi tanpa terlalu sering ke kamar mandi, seorang ahli diet terdaftar dan pendiri Once Upon a Pumpkin, Maggie Michalczyk, merekomendasikan penambahan elektrolit ke dalam air. Michalczyk menjelaskan, elektrolit dapat membantu menggantikan mineral penting yang hilang lewat keringat dan menjaga tingkat hidrasi tanpa meningkatkan frekuensi “kunjungan” ke kamar mandi.
“Saya juga merekomendasikan air kelapa sebagai alternatif untuk menggantikan elektrolit,” kata Michalczyk.
Michalczyk juga menyarankan untuk menghindari minuman berkafein dan beralkohol, baik di bandara maupun di pesawat. Minuman ini tidak hanya meningkatkan frekuensi buang air kecil, tetapi juga dapat menyebabkan dehidrasi. Anda juga dapat mengonsumsi makanan yang mengandung banyak air, seperti mentimun, paprika, seledri, dan buah-buahan.
"Konsumsi buah dan sayuran yang mengandung banyak air. Makanan ini dapat membantu meningkatkan hidrasi Anda,” ujar Michalczyk.
Sebelum berangkat, Anda juga dapat menggunakan pelembap atau hydrating mist untuk menjaga kulit tetap terhidrasi selama penerbangan, yang dapat membantu menghindari rasa kering dan ketidaknyamanan.
Jika masalahnya adalah karena ketidaknyamanan atau harga air minum yang mahal di bandara dan pesawat, seorang redaktur pelaksana fitur global di The Points Guy, Melanie Lieberman menyarankan membawa botol air yang dapat diisi ulang. "Botol ini sangat ringan saat kosong, dan bagian atasnya mudah dijepitkan ke luar tas, sehingga saya dapat dengan mudah membawa dalam keadaan kosong melalui pemeriksaan keamanan dan mengisinya setelah melewati pemeriksaan keamanan," kata Lieberman.
Lieberman juga menyarankan untuk minum lebih banyak air dari biasanya pada malam sebelumnya untuk meningkatkan hidrasi ekstra. Terakhir, jangan ragu untuk menerima tawaran pramugari yang menawarkan segelas kecil air.