AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Platform streaming Netflix menayangkan film dokumenter yang mencurian perhatian publik yaitu Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso. Ini merupakan sebuah film dokumenter yang menghidupkan kembali kasus kontroversial yang terjadi pada tujuh tahun lalu.
Pengamat dan juri awal di Festival Film Wartawan Indonesia, Nuty Laraswaty, memberikan pandangannya tentang film ini. "Dampak film ini sangat bagus karena publik jadi aware lagi akan kasus yang terjadi tujuh tahun lalu," kata Nuty kepada Republika.co.id, Jumat (13/10/2023).
Film Ice Cold tidak hanya mencuri perhatian penonton, tetapi juga menjadi sorotan utama dalam perbincangan di dunia maya. Nuty mengamati bahwa Netflix sebagai platform streaming terus menarik perhatian dengan film-filmnya. "Platform Netflix selalu menarik perhatian dengan film-filmnya. Ini salah satu film yang diunggulkan, jadi cukup berhasil," kata dia.
Film ini membuka diskusi mengenai peran media, dan platform streaming seperti Netflix dalam mengangkat kembali kasus lama yang sudah menjadi perdebatan publik. Nuty menyatakan bahwa asal kontennya menarik, baik kasus lama maupun baru, penonton akan terus tertarik. Film ini juga mampu menarik simpati baru dan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru.
Film semacam Ice Cold memunculkan pertanyaan seputar dampak positif atau negatifnya dalam menceritakan ulang kasus yang kontroversial. "Tergantung individu-individu penonton, mau mereka melihatnya sudut pandangnya seperti apa. Sebagian besar menjadi bersimpati kepada Jessica karena diarahkan seperti itu dalam film dokumenternya," kata Nuty.
Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso berhasil menghidupkan kembali perdebatan tentang kasus kontroversial yang melibatkan Jessica Wongso, dan saat ini menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Karya ini menjadi bukti bagaimana film dokumenter mampu mempengaruhi perasaan, persepsi, dan pandangan masyarakat terhadap suatu peristiwa, dan perdebatan pun terus berlanjut.