AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Bagian tubuh tertentu mengalami memar setelah terbentur merupakan hal wajar. Namun, perlu diwaspadai jika terus-menerus mengalami memar tanpa sebab yang jelas. Bisa jadi, itu merupakan pertanda bahwa ada kondisi kesehatan lain yang lebih serius.
Dikutip dari laman Science Alert, Rabu (1/11/2023), ahli hematologi (ilmu yang mempelajari darah dan organ pembentuk darah) menjelaskan proses pembentukan memar. Dalam tubuh manusia, ada sistem kompleks dan seimbang yang melindunginya dari pendarahan.
Darah mengalir sebagai cairan melalui pembuluh darah, membawa sel darah merah dengan muatan oksigen dan sel kekebalan untuk melindungi dari infeksi, ke otak, otot, dan organ dalam. Dalam darah, ada juga bahan-bahan yang menekan risiko pembentukan bekuan darah berbahaya.
Jika terjadi "tusukan" pada pembuluh darah, darah dapat dengan cepat mengental membentuk gumpalan seperti jeli. Gunanya, untuk meminimalkan kehilangan darah hingga pembuluh tersebut memperbaiki dirinya sendiri. Untuk mencapai hal ini, fragmen sel kecil yang disebut trombosit yang bersirkulasi dalam darah mengikat dinding pembuluh darah yang rusak.
Sejumlah protein (faktor pembekuan) tertarik oleh trombosit dan dinding pembuluh darah yang rusak, kemudian bergabung untuk mengentalkan darah di lokasi itu. Seperti semua sel darah, trombosit dibuat di sumsum tulang, sedangkan faktor pembekuan sebagian besar dibuat di liver.
Jika tubuh mempunyai masalah yang memengaruhi faktor pembekuan, trombosit, atau dinding pembuluh darah, maka bisa memicu seseorang mudah memar atau bahkan mengalami pendarahan. Ahli hematologi biasanya lebih berhati-hati ketika seseorang memiliki masalah terkait pendarahan.
Misalnya saja, jika kondisi memar meluas dengan area memar yang besar, disertai dengan seringnya mimisan, menstruasi yang banyak, masalah pendarahan setelah melakukan perawatan gigi besar-besaran, pembedahan atau melahirkan. Bisa juga pendarahan serius yang terjadi secara spontan pada persendian atau otak.
Beberapa tes sederhana dapat membantu mengetahui apakah ada masalah serius. Hal pertama yang akan disarankan untuk setiap orang yang melaporkan mudah memar adalah tes darah lengkap, mencakup pengukuran jumlah trombosit.
Pasalnya, trombosit bisa berkurang karena sejumlah alasan. Entah karena tidak diproduksi di sumsum tulang dengan tepat atau dalam jumlah yang cukup, atau karena dikeluarkan dari sirkulasi terlalu cepat.
Skenario lain, terjadi kondisi yang disebut purpura trombositopenik imun. Kondisi ini dapat menyerang anak-anak atau orang dewasa secara tiba-tiba atau setelah infeksi virus. Pasien dapat mengalami penurunan jumlah trombosit yang parah dan timbul ruam halus, yang sebenarnya merupakan memar kecil.
Pada anak-anak, biasanya kondisi ini bersifat jangka pendek dan dapat pulih dengan sendirinya. Pada orang dewasa, kasus yang parah mungkin memerlukan pengobatan dengan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan atau meningkatkan produksi trombosit. Terkadang, orang dewasa memerlukan pembedahan untuk mengangkat limpa.
Bisa juga mudah memar dipicu masalah dengan pembekuan protein dan penyakit. Beberapa orang memang dilahirkan dengan faktor pembekuan darah yang rendah, sehingga tak optimal saat diperlukan untuk mengendalikan pendarahan. Penyakit liver juga bisa menyebabkan masalah pembekuan darah.
Meskipun jarang terjadi, kekurangan vitamin C yang parah pun dapat menyebabkan mudah memar dan gusi berdarah. Penyakit lainnya termasuk purpura Henoch-Schonlein, suatu kondisi autoimun yang menyebabkan memar pada kaki dan paha. Mudah memar juga lebih mungkin terjadi pada kalangan lanjut usia, sebab kulit dan pembuluh darah mereka lebih rapuh.
Meskipun ada banyak kondisi medis yang dapat menyebabkan tubuh seseorang mudah memar, tak perlu khawatir berlebih jika tidak ada riwayat kuat gangguan pendarahan. Terlebih, jika hasil tes darah serta tes fungsi pembekuan darah terpantau normal.