Komplikasi Cacar Monyet
Gejala subjektif lain seperti kelelahan, mual, nyeri di belakang bola mata, sulit menelan, nyeri anagenital, nyeri punggung, menggigil, dan lainnya. Hanny pun menyampaikan ada komplikasi yang bisa terjadi akibat cacar monyet.
Salah satunya, komplikasi berupa infeksi sekunder bakteri (kejadian 18 persen). Pasien yang mengalami komplikasi berupa infeksi kulit selulitis nekrotikans atau abses akan membutuhkan rawat inap.
Komplikasi lain bisa terjadi pada mata, seperti muncul lesi periorbital, blefarokonjungtivitis (peradangan yang meluas dari kelopak mata hingga ke bagian konjunktiva), dan keratitis (peradangan kornea mata). Meski jarang terjadi, yakni hanya sekitar satu hingga tiga persen kasus, kondisi ini dapat menjadi penanda penyakit berat dan perlu mewaspadai jaringan parut yang berisiko kebutaan.
Ada pula komplikasi urologi seperti edema, fimosis, parafimosis, dan dapat menyebabkan gangguan berkemih. Untuk komplikasi neurologi cukup jarang terjadi. Beberapa pasien pernah melaporkan nyeri kepala dan gangguan suasana hati. Akan tetapi, selama wabah 2022, terdapat tiga kasus komplikasi ensefalitis (radang aatau inflamasi otak), yang tingkat kematiannya 100 persen.
Bicara soal tingkat kematian cacar monyet secara umum, Hanny menyoroti bahwa angkanya di periode 2022-2023 jauh lebih rendah dibandingkan wabah sebelumnya. Pada wabah 2022 hingga saat ini, angka kematian kurang dari 0,1 persen.
"Penyebab kematian di sejumlah negara yang dilaporkan adalah syok sepsis," ucap Kepala Departemen Dermatologi dan Venereologi FKUI tersebut.
Syok sepsis terjadi ketika infeksi pada tubuh menyebabkan tekanan darah sangat rendah dan kegagalan organ akibat sepsis. Sepsis adalah suatu kondisi yang terjadi karena reaksi berlebihan dan tidak terkendali dari sistem imun tubuh terhadap infeksi.