Sabtu 16 Dec 2023 12:28 WIB

Marak Ayah Akhiri Hidup Anggota Keluarga, Ini Lima Motifnya Menurut Psikolog

Ada berbagai alasan berbeda mengapa orang tua membunuh anak-anak mereka.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Ketua RT 04/03 Kelurahan Jagakarsa, Yakub saat diwawancara di tempat kejadian perkara (TKP) penemuan empat anak yang tewas karena diduga dikuci di dalam kamar oleh ayahnya sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023).
Foto:

Namun seorang anak bisa saja tidak diinginkan pada usia berapa pun dan karena berbagai alasan, seperti orang tua yang menginginkan hubungan tanpa anak. Di sini, orang tua biasanya tidak menganggap anak sebagai dirinya sendiri, melainkan sebagai seseorang yang nasibnya berada dalam kendali penuh orang tua.

3. Kelompok Pembalasan Pasangan

Istilah ini diperuntukkan bagi orang tua yang membunuh seorang anak untuk membalas dendam pada pasangannya. Dalam kasus balas dendam pasangan, orang tua membunuh anaknya untuk membalas pasangannya (atau mantannya) dan melukai mereka secara emosional.

Hal ini mungkin terjadi dalam perebutan hak asuh. Motif ini seperti yang tercermin dalam pembunuhan di Jagakarsa, di mana ayah anak tersebut menulis pesan "Puas Bunda Tx For All' di lantai rumah lokasi pembunuhan.

4. Kelompok Altruistik 

Berbeda dengan tiga motif pertama ini, populasi yang jauh lebih kecil dari mereka yang dinyatakan tidak bersalah karena alasan kegilaan dan mereka yang melakukan bunuh diri cenderung memiliki motif altruistik atau “psikotik akut”.

Dalam pembunuhan altruistik, orang tua membunuh anaknya karena cinta. Penelitian lebih lanjut menggambarkan bahwa ibu atau ayah mungkin menderita psikotikc dan tidak berhubungan dengan kenyataan atau depresi pada saat itu.

photo
Jajaran Polres Malang melakukan olah TKP pada kasus kematian satu keluarga yang diduga melakukan bunuh diri di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Selasa (12/12/2023). - (Dok.Humas Polres Malang)
 

Jika orang tuanya mengidap psikotik, mereka mungkin mengalami delusi bahwa nasib yang lebih buruk daripada kematian akan menimpa anak tersebut. Oleh karena itu mereka yakin bahwa mereka akan menyelamatkan anak tersebut dari akibat tersebut dengan membunuh mereka “secara lembut”. 

Motif ini seperti yang dilakukan guru SD di Malang karena mengajak anak kesayangannya bunuh diri setelah terjerat utang. Sementara anak lain yang kurang dekat dengannya tidak diajak bunuh diri.

Orang tua yang mengalami depresi berat mungkin merencanakan bunuh diri dan tidak ingin meninggalkan anaknya sendirian di “dunia yang kejam” ini. Motif altruistik dalam jenis pembunuhan keluarga lainnya, seperti seorang lansia yang membunuh pasangannya yang secara medis tidak sehat atau menderita demensia.

5. Kelompok Psikotik Akut 

 

Ini mencakup mereka yang membunuh karena motif yang tidak rasional. Dalam kasus psikotik akut, orang tua membunuh tanpa alasan rasional. Misalnya, mereka mungkin mendengar perintah Tuhan dalam konteks psikosis

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement