Meningkatnya kasus JN.1 secara tiba-tiba menunjukkan bahwa varian tersebut lebih mudah menular atau lebih cepat dalam menurunkan kekebalan. JN.1 berisi mutasi khas L455S pada protein lonjakannya serta tiga mutasi lainnya pada protein nonlonjakan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mutasi L455F dikaitkan dengan peningkatan penularan virus dan kemampuan penghindaran kekebalan.
Lebih lanjut, penelitian baru memperingatkan bahwa JN.1 memiliki kemampuan untuk menjadi varian dominan di seluruh dunia Namun, kabar baiknya adalah strain tersebut tidak lebih agresif dibandingkan varian lain.
"Saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan JN.1 menimbulkan peningkatan risiko terhadap kesehatan masyarakat dibandingkan varian lain yang beredar saat ini," kata CDC.