Penelitian terpisah, yang juga diterbitkan di Cell, menghasilkan kesimpulan serupa. Profesor Stefan Pohlmann dari Georg-August-University Gottingen di Jerman menyebut BA.2.86 menunjukkan ciri khas strain awal SARS-CoV-2, yakni kekuatan fusi ke sel paru-paru yang kuat.
"Ini mungkin merupakan peningkatan ancaman kesehatan dibandingkan dengan turunan omicron sebelumnya," ungkap Pohlmann.
BA.2.86 berkerabat dekat dengan JN.1, dengan hanya satu perubahan pada protein lonjakan. Pusat Pengendalian dan Perlindungan Penyakit (CDC) sebelumnya mengatakan JN.1 lebih mudah menular dan lebih baik dalam menghindari sistem kekebalan tubuh.
Meski tidak lagi dikategorikan sebagai pandemi, Covid-19 masih diidap banyak orang di seluruh dunia. Gejala Covid-19 dapat meliputi demam, menggigil, batuk terus-menerus, hilangnya fungsi indra penciuman atau perasa, sesak napas, kelelahan, dan nyeri tubuh. Pasien juga bisa mengalami sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, kehilangan selera makan, dan diare.