Senin 15 Apr 2024 08:53 WIB

Cek Kesehatan dan Kelola Stres Jadi Cara Jaga Tubuh Sehat Usai Lebaran

Masyarakat perlu memperhatikan tekanan dan gula darah dalam kondisi normal.

Red: Friska Yolandha
Pewarat mengecek saturasi oksigen pasien demam berdarah dengue di RSUD Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (8/3/2024). Kasus DBD di DKI Jakarta meningkat sejak awal Februari 2024. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 627 kasus DBD tanpa kematian hingga 19 Februari 2024 lalu. Dari total kasus di DKI Jakarta, sebanyak 208 kasus di Jakarta Barat, 161 kasus di Jakarta Timur, 145 kasus di Jakarta Selatan, 74 kasus di Jakarta Utara, 34 kasus di Jakarta Pusat dan 5 kasus di Kepulauan Seribu. Terjadinya peningkatan kasus tersebut, warga diminta untuk waspada serta menerapkan 3M yakni menguras, menutup dan mendaur ulang serta merawat kebersihan dilingkungannya sebagai upaya mengantisipasi pengembangbiakan nyamuk aedes aegipty.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pewarat mengecek saturasi oksigen pasien demam berdarah dengue di RSUD Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (8/3/2024). Kasus DBD di DKI Jakarta meningkat sejak awal Februari 2024. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 627 kasus DBD tanpa kematian hingga 19 Februari 2024 lalu. Dari total kasus di DKI Jakarta, sebanyak 208 kasus di Jakarta Barat, 161 kasus di Jakarta Timur, 145 kasus di Jakarta Selatan, 74 kasus di Jakarta Utara, 34 kasus di Jakarta Pusat dan 5 kasus di Kepulauan Seribu. Terjadinya peningkatan kasus tersebut, warga diminta untuk waspada serta menerapkan 3M yakni menguras, menutup dan mendaur ulang serta merawat kebersihan dilingkungannya sebagai upaya mengantisipasi pengembangbiakan nyamuk aedes aegipty.

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA -- Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama menyatakan cek kesehatan rutin hingga mengelola stres menjadi sejumlah cara yang perlu dilakukan pemudik agar kesehatan dan kebugaran tubuh tetap terjaga usai merayakan Lebaran. Masyarakat perlu memastikan tekanan dan gula darah dalam kondisi yang baik.

“Kiat sehat kembali beraktivitas sesudah libur Lebaran bisa diterapkan melalui pola hidup yang biasa kita sebut CERDIK ya, tujuannya supaya bisa tetap bugar dan produktif,” kata Ngabila dalam pesan singkat di Jakarta, Senin (15/4/2024).

Baca Juga

Ngabila menuturkan saat melakukan cek kesehatan rutin, masyarakat harus memastikan bahwa tekanan darah berada pada kondisi normal atau kurang dari 140/90 mmHg. Hal yang sama juga perlu dipastikan pada kondisi gula darah, kolestrol, lemak dan asam urat.

Bagi penderita diabetes melitus, kadar HbA1C harus kurang dari 6,5 persen. Apabila kadarnya telah mencapai 5,7 sampai 6,4 persen, penderita disarankan untuk kembali memeriksakan kondisi kesehatannya per enam bulan sekali karena hal tersebut menandakan adanya potensi terkena pra diabetes.

Di samping itu, ia meminta masyarakat agar mengenyahkan asap rokok yang dapat menimbulkan sejumlah kerugian bagi kesehatan anggota keluarga lainnya.

Ia menjelaskan perokok aktif yang membuang asap sembarangan, dapat menyebabkan orang lain menghirup asap tersebut dan menjadi seorang perokok pasif. Misalnya, seperti terkena batuk, pilek hingga sesak nafas.

Potensi penyakit lain yang dapat mengenai perokok pasif berdasarkan laman resmi Kementerian Kesehatan yakni risiko penyakit jantung dan serangan jantung akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah hingga kanker paru.

“Jangan menjadi perokok aktif atau pasif ya, itu akan menurunkan imunitas. Yang merokok disebut first hand smoker, yang menghirup asap langsung disebut second hand smoker, dan menghirup sisa asap rokok pada benda disebut third hand smoker,” katanya.

Dibandingkan dengan merokok, Ngabila lebih menganjurkan agar masyarakat mulai rajin beraktivitas fisik setidaknya lewat peregangan ringan selama 15 hingga 30 menit di kantor setiap pukul 10.00-14.00. Opsi lainnya yaitu berjalan kaki dengan target 8 ribu sampai 10 ribu per hari.

Kemudian menjalankan diet seimbang untuk mengurangi berat badan secara ideal dan cepat lewat intermittent fasting dengan puasa minimal 14-16 jam dalam 24 jam atau puasa syawal yang jauh lebih berpahala dan sekalian mengganti puasa yang belum lengkap selama Ramadhan kemarin.

Puasa intermittent dapat dilakukan sesuai jam yang dikehendaki, misalnya berpuasa mulai jam 20.00 sampai dengan 10.00 atau sampai 12.00 selama 14-16 jam. Selama berpuasa, tiap individu hanya boleh minum yang tidak manis, tetapi di luar waktu puasa boleh memakan makanan sesuai jumlah kalori harian.

“Hindari diet ini pada penderita maag, dan tetap diet di bawah pengawasan supervisi ahli gizi atau dokter. Tetap yang utama perbanyak makan sayur, buah, kurangi konsumsi gula, garam, lemak,” ujar dia.

Terakhir, dalam rangka mengelola stres, masyarakat harus mendapatkan waktu istirahat yang cukup melalui tidur setidaknya tujuh jam per hari. Hal ini dapat disiasati dengan tidur singkat (power nap) selama 15 sampai 30 menit di jam istirahat kantor.

Tujuannya adalah menambah tenaga sehingga tubuh kembali bugar dan rasa kantuk hilang sementara dengan cepat dan meningkatkan kemampuan konsentrasi selama bekerja.

Selain menjaga pola tidur, stres dapat dikelola lewat kunjungan silaturahim langsung ke orang lain, berbagi cerita dengan teman kerja dan berinteraksi dengan saling berempati.

“Tips CERDIK dapat meningkatkan imunitas dan mencegah masyarakat dari penyakit yang bersifat menular maupun tidak menular. Untuk sakit menular dianjurkan melengkapi imunisasi gratis lewat program pemerintah seperti COVID-19 atau yang berbayar Influenzae,” ucap dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement