Kamis 25 Apr 2024 20:20 WIB

Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri dan Memuliakan Air di Bali

Ritual melukat bukan merupakan kegiatan komersial.

Red: Fuji Pratiwi
Warga Bali melaksanakan ritual melukat menggunakan air suci di pura Tirta Empul.
Foto:

Prosesi melukat

Ada banyak pura di Bali yang memiliki sumber mata air alami yang disakralkan, salah satunya Pura Tirta Empul di Kabupaten Gianyar. Sebelum melakukan tradisi melukat untuk diri sendiri di pura, terlebih dahulu dilaksankan doa yang intinya menyatakan tujuan dan harapan.

Sarana upacara yang digunakan umat Hindu yang paling sederhana yakni cukup dengan membawa canang atau rangkaian janur dan bunga.

Air yang mengalir dari sumber yang disakralkan itu kemudian langsung membasahi seluruh tubuh yang dimulai dari kepala dengan didahului dengan doa.

Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak mengungkapkan, doa yang disampaikan menyesuaikan keyakinan disertai harapan sesaat sebelum melukat.

Ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan sebelum melukat atau memasuki tempat suci. Di antaranya, untuk perempuan dilarang melakukan melukat ketika dalam keadaan menstruasi.

Kemudian, menggunakan busana adat Bali yakni menggunakan kain, udeng (ikat kepala) dan selendang untuk laki-laki dan untuk perempuan menggunakan kain dan kebaya serta selendang diikat di pinggang atau busana atasan yang wajar.

"Air suci dalam melukat itu diyakini menghapuskan papa klesa (kekotoran) yakni energi negatif di alam pikiran dan jiwa manusia secara jasmani dan rohani," kata Kenak.

 

Bukan komersial

Ritual melukat bukan merupakan kegiatan komersial. Misalnya ada tarif khusus yang dipatok untuk melukat kepada yang menerapkannya.

Jika tempat melukat tersebut berada di area pura yang sekaligus juga menjadi daya tarik wisata, hanya dikenakan biaya tiket masuk dalam kapasitasnya sebagai wisata. Misalnya di Pura Tirta Empul, Gianyar, yang memiliki tempat melukat, tiket masuk ke daya tarik wisata itu untuk wisatawan domestik per orang dewasa Rp 30 ribu dan anak-anak Rp 15 ribu. Sedangkan wisatawan asing dewasa Rp 50 ribu dan anak-anak Rp 25 ribu per orang.

Di pura itu pun juga disediakan kain dan selendang untuk pengunjung yang tidak dikenakan biaya alias gratis. Sedangkan umat Hindu yang bersembahyang dan melukat di pura berhawa sejuk itu tidak dikenakan biaya masuk.

Sarana upacara yang paling sederhana salah satunya canang (rangkaian janur dan bunga) rata-rata seharga Rp 1.000 per biji, disesuaikan dengan kebutuhan. Demikian juga apabila ada biaya untuk melukat, biaya yang dikeluarkan itu untuk sarana upacara yang wajib disiapkan tulus ikhlas oleh umat Hindu, menyesuaikan dengan jenis-jenis melukat.

 

Lanjutkan membaca >>>

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement