Adegan laga dalam film ini cukup bombastis, bahkan sadis, yang di beberapa bagian entah mengapa mengingatkan dengan film-film seperti The Raid atau Fortrot Six. Adapun pada adegan kilas balik di mana si miskin tak berdaya di hadapan sistem, entah mengapa pula itu mengingatkan pada film Slumdog Millionaire yang juga dibintangi Patel.
Selain kekerasan yang membikin mual, sinema yang diperuntukkan bagi penonton 17 tahun ke atas ini tidak memfilter berbagai adegan seksual. Itu memang membuatnya lebih dekat dengan kenyataan di lapangan seperti bisnis prostitusi dan pelecehan seksual, akan tetapi untuk penonton dewasa muda, perlu perspektif yang lebih matang untuk memahaminya.
Banyak pula adegan terkait narkoba, miras, judi, dan pertarungan yang ekstrem. Selain itu, dalam film ini terdapat para tokoh transgender, yang juga terinspirasi dari mitologi Hindu. Kehadiran deretan tokoh yang mewakili kelompok marginal tersebut sangat berpengaruh terhadap penyelesaian konflik sang tokoh utama.
Monkey Man cocok bagi penyuka film thriller dan laga, juga bagi penikmat film yang tidak keberatan melihat banyak adegan sadis penuh darah. Menonton film ini, yang terasa tidak hanya sesak karena simpati kehilangan sosok tercinta, tapi juga sesak akibat melihat diskriminasi dan kesenjangan yang merajalela.