Rabu 10 Jul 2024 19:06 WIB

Viral Video Wanita 'Ngamuk' karena Susu UHT tak Dingin, Dokter Ikut Komentar

Wanita itu 'mengamuk' karena susu UHT 1 liter yang dibelinya tidak dingin.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Susu UHT (ilustrasi). Video seorang wanita marah karena susu UHT-nya tidak dingin viral di media sosial.
Foto: Pxhere
Susu UHT (ilustrasi). Video seorang wanita marah karena susu UHT-nya tidak dingin viral di media sosial.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Video seorang perempuan memarahi karyawan di sebuah minimarket lantaran kesal susu UHT (ultra high temperature) yang dibelinya tidak dalam kondisi dingin, viral di internet. Perempuan itu dilaporkan membeli susu UHT berukuran satu liter melalui pemesanan daring.

Akan tetapi, saat pesanan tiba di rumahnya, perempuan itu mendapati susu UHT yang dipesannya tidak dalam kondisi dingin. Dalam kondisi kesal, perempuan tersebut kemudian datang ke minimarket tempatnya berbelanja dan memintar kasir untuk mengembalikan uangnya.

Baca Juga

Video amatir itu telah banyak dibagikan di berbagai platform media sosial. “Kalau ini enggak bisa dingin kembalikan uang saya yah. Susu itu harusnya dingin. Saya enggak peduli. Balikin uang saya sekarang. Cepat,” kata perempuan itu dalam video tersebut dengan nada tinggi.

Menanggapi video tersebut, dokter anak di Mayapada dr Kurniawan Satria Denta melalui akun Twitternya @sdenta mengatakan bahwa suhu UHT tidak perlu dingin.

“Untuk pilihan susu UHT enggak harus pilih yang dingin ya. Gak ada susu UHT yang dingin juga tidak apa-apa,” kata dokter Denta dikutip Rabu (10/7/2024).

Fakta bahwa susu UHT tidak perlu dimasukkan ke dalam kulkas juga diungkap oleh National Dairy Council Irlandia. Lembaga tersebut menjelaskan bahwa susu UHT merupakan susu yang telah melalui proses pemanasan pada suhu 130-140 derajat Celcius selama 3-5 detik. Proses ini dilakukan untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang mungkin ada dalam susu dan untuk memperpanjang masa simpan produk.

“Susu UHT tidak memerlukan pendinginan sampai dikonsumsi,” kata National Dairy Council Irlandia.

Namun setelah dibuka, susu UHT disarankan untuk dihabiskan langsung. Jika tidak bisa dihabiskan langsung, maka susu yang telah dibuka harus disimpan di lemari pendingin agar bertahan selama beberapa hari ke depan.

Sikap wanita tersebut menjadi perbincangan warganet karena kemarahannya dinilai terlalu berlebihan. Ada juga warganet yang menduga perempuan tersebut memiliki anger issue, apakah itu?

Dilansir WebMD, Rabu (10/7/2024), anger issue merupakan sebuah kondisi ketika seseorang tidak dapat mengendalikan amarah. Seseorang yang mengalami masalah ini biasanya kerap emosi atau marah secara berlebihan, meskipun pemicunya bisa jadi karena hal-hal sepele.

Ada banyak faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kemarahan. Beberapa faktor internal dapat mencakup ketidakstabilan mental, depresi, atau kecanduan alkohol. Sedangkan faktor eksternal dapat mencakup situasi yang menyebabkan stres atau kecemasan, masalah keuangan atau profesional, atau masalah keluarga dan hubungan.

Meskipun marah merupakan sebuah ekspresi yang normal dan sehat, namun marah bisa berbahaya jika individu tidak dapat mengelolanya. Beberapa tanda bahwa seseorang mengalami anger issue antara lain: kerap menyakiti orang lain baik secara verbal maupun fisik; selalu marah-marah; tidak bisa mengendalikan amarah; sering menyesali sesuatu yang telah dikatakan atau lakukan saat marah; serta marah karena hal sepele.

Jenis-jenis anger issue

Dokter Dan Brennan menjelaskan kemarahan dapat ditunjukkan dengan beberapa cara yang berbeda dan dengan tingkat intensitas yang berbeda. Berikut jenis-jenis dari masalah kemarahan:

1. Inward anger

Jenis kemarahan ini diarahkan ke dalam diri dan dapat mencakup pikiran-pikiran yang gelap dan menyedihkan serta pembicaraan diri yang negatif. Menghukum diri sendiri biasanya dikaitkan dengan “inward anger”, seperti enggan melakukan hal yang disukai, bahkan berhenti memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum.

2. Outward anger

Ini melibatkan pengekspresian kemarahan secara verbal atau fisik terhadap orang lain dan benda-benda. Hal ini dapat mencakup memecahkan barang dan menyerang orang lain, serta berteriak dan mengumpat.

3. Passive anger

Juga dikenal sebagai perilaku pasif-agresif, hal ini dapat mencakup tindakan seperti menyindir atau merendahkan orang lain, mendiamkan orang lain, dan merajuk. Sebuah studi terpercaya yang dirilis pada tahun 2010 menemukan bahwa anger issue dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Anger issue juga dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, bulimia (gangguan makan yang mengancam jiwa), diabetes, dan kecelakaan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan perawatan psikologis dan pengobatan saat membantu orang menangani masalah manajemen kemarahan. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola amarah:

-Berpikir sebelum marah

Kemarahan sering kali muncul di tengah-tengah situasi yang panas. Sangat mudah untuk mengatakan atau melakukan hal pertama yang terlintas dalam pikiran. Namun, luangkan waktu beberapa saat untuk menarik napas dalam-dalam dan pikirkan secara matang apa yang harus Anda katakan dan lakukan.

-Ekspresikan kemarahan dengan cara yang konstruktif

Setelah mengambil waktu sejenak untuk menenangkan diri dan berpikir jernih, cobalah untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang tegas namun tidak konfrontatif. Anda dapat menyatakan kekhawatiran dan frustasi yang dirasakan dengan jelas dan langsung tanpa menyakiti orang lain yang terlibat.

-Identifikasi solusi potensial

Amarah biasanya didorong karena Anda terlalu fokus pada masalah, alih-alih solusi. Jadi cobalah untuk mengarahkan pikiran Anda untuk mencari solusi dari masalah apapun yang memicu amarah.

-Jangan dendam

Mampu memaafkan dapat secara dramatis mengurangi perasaan marah dan mengarah pada menemukan solusi untuk suatu masalah. Memaafkan adalah alat yang ampuh dan dapat digunakan secara efektif untuk menangani masalah kemarahan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement