AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, baru-baru ini mendapat kritikan dari YouTuber Reza Arap terkait kunjungan IShowSpeed ke Indonesia. Reza menilai Sandiaga dan tim Kementerian baru mengapresiasi Speed setelah streamer populer asal AS itu meninggalkan dampak besar bagi budaya dan pariwisata di Indonesia.
Kritikan Reza muncul setelah Sandiaga menulis sebuah cicitan di X untuk meluapkan rasa senangnya karena kunjungan Speed ke Jakarta, Bali, dan Yogyakarta, turut memperkenalkan budaya Indonesia kepada jutaan pengikutnya di seluruh dunia. “Dari makan nasi padang pakai cara kocak, sampai keciduk heboh ikutan tari kecak. Asyiknya El Kecepetan main #DiIndonesiaAja bikin pengen ikutan,” kata Sandiaga dalam cicitannya seperti dikutip Rabu (25/9/2024).
Sandiaga menjelaskan kunjungan Speed ke Indonesia merupakan bagian dari rangkaian tur Asia Tenggaranya. Sandiaga juga menyampaikan bahwa Speed merupakan streamer populer yang memilih puluhan juta subscriber dari berbagai negara di dunia.
“Salah satu streamer paling terkenal ini memang sedang membuat jadwal tour Asia Tenggara, salah satunya ke Indonesia yang sampai bikin heboh di mana-mana. Semoga kehadiran Speed Indonesia makin dikenal dunia,” kata Sandiaga.
Unggahan ini kemudian dibalas dengan pernyataan kritis oleh Reza Arap. Reza yang mengurus kunjungan Speed ke Indonesia, merasa tidak mendapat dukungan dari Kemenparekraf selama proses mendatangkan streamer asal AS tersebut. Namun setelah budaya Indonesia terangkat gara-gara Speed, Sandiaga baru bersuara.
“Kemana saja pak? Saya urus semua sendiri pakai koneksi, relasi, dan financial saya, yang tidak mungkin sebesar Kemenparekraf. Kenapa baru muncul pas semua udah terjadi dan selesai, lalu merasa bangga akan hal tersebut pak? Saya ga butuh credit. Tapi kalian kemana saja?” kata Reza Arap.
Menanggapi kritik tersebut, Sandiaga memberikan klarifikasi bahwa postingannya tidak dimaksudkan untuk mengeklaim hal tersebut sebagai kontribusi Kemenparekraf. Sandiaga menyatakan bahwa niatnya hanya untuk mengapresiasi hal-hal baik yang telah dilakukan Speed selama di Indonesia.
“Hi Mas Reza, sama sekali tidak ada niatan mengeklaim, dan tidak ada sama sekali dalam postingan tersebut yang menyatakan bahwa itu adalah kerja kami. Justru kami mau mengapresiasi karena telah membantu memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia, kepada jutaan penonton IShowSpeed,” kata Sandiaga.
Ia pun meminta maaf ke Reza Arap jika unggahannya tersebut menyinggung atau terkesan mengeklaim. “Jika kurang berkenan dengan postingan tersebut kami mohon maaf,” ungkap Sandiaga.
Permintaan maaf itu ditanggapi Reza Arap. "Yauda dimaapin tapi remburs pak," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Speed yang bernama asli Darren Watkins Jr tiba di Jakarta, Indonesia, pada 18 September 2024. Setelah mengunjungi Jakarta, Speed kemudian bertolak ke Bali dan mengakhiri turnya di Yogyakarta. Selama perjalanan di Indonesia, Speed banyak memperkenalkan budaya Indonesia termasuk mengenakan batik, makan nasi padang, menari kecak dan lainnya.
Big L
Kunjungan Speed ke Yogyakarta pada 21 September diwarnai dengan ketidaktertiban para penggemar. Warganet Indonesia melabeli aksi tidak kooperatif dari orang-orang tersebut sebagai Big L (Big Loser) yang memiliki makna “norak”.
Pengguna Twitter dengan akun @BosPur** membagikan sebuah momen ketika warga Yogya berusaha menutupi akses jalan bagi Speed yang hendak meninggalkan kawasan Alun-Alun Kidul. Bahkan terlihat sejumlah anak muda mengejar kamera Speed dan bertingkah rusuh di depan kamera, tanpa memperdulikan Speed yang terjebak di kerumunan.
“Orang-orangnya norak kek gini. Yang lain pengen Speed nyaman dan tinggal lebih lama supaya bisa promo daerahnya ke dunia, lah ini!!?? Big L for Jogja,” demikian cicitan akun tersebut.
Banyak warganet lainnya yang mengungkap kekecewaannya terhadap penggemar Speed di Yogyakarta. Alih-alih merusuh dan bersikap tidak kooperatif, penggemar dan masyarakat seharusnya memastikan Speed nyaman selama kunjungan di Indonesia.
“Speed di Alun-alun Kidul Yogyakarta kacau bener. Macet parah dan crowd-nya malah pada nyamperin kamera. Total chaos,” kata akun @habis**.
Dalam sebuah cicitan akun @merapi-uncover dilaporkan juga bahwa ketidaktertiban masyarakat selama menyambut Speed membuat beberapa pedagang merugi. Pasalnya, barang dagangannya mengalami kerusakan akibat terinjak oleh orang-orang yang mengerubungi Speed.
Akun tersebut juga mengaitkan ketidaktertiban itu dengan tingginya penduduk miskin di kota tersebut. “Sebagai informasi, Yogyakarta ternyata merupakan provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Pulau Jawa. Menurut data BPS per Maret 2024, DIY memiliki persentase penduduk miskin sekitar 10,83 persen,” kata akun tersebut.