Ahad 13 Oct 2024 18:15 WIB

Mengenal Endoscopic Ultrasound, Upaya Atasi Tumor Saluran Pencernaan

Endoscopic Ultrasound menggabungkan metode EUS dan RFA untuk deteksi organ tubuh

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dalam upaya terkini untuk mengatasi tumor pada sistem pencernaan, Endoscopic Ultrasound-guided Radiofrequency Ablation (EUS-RFA) muncul sebagai metode yang perlu dipertimbangkan.
Foto: istimewa
Dalam upaya terkini untuk mengatasi tumor pada sistem pencernaan, Endoscopic Ultrasound-guided Radiofrequency Ablation (EUS-RFA) muncul sebagai metode yang perlu dipertimbangkan.

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA -- Dalam upaya terkini untuk mengatasi tumor pada sistem pencernaan, Endoscopic Ultrasound-guided Radiofrequency Ablation (EUS-RFA) muncul sebagai metode yang perlu dipertimbangkan. Metode tersebut menggabungkan metode EUS dan RFA sehingga dapat memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan metode ablasi lainnya.

"EUS adalah teknik medis yang memanfaatkan kombinasi endoskopi dan ultrasound untuk memeriksa organ-organ dalam tubuh," jelas dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro-entero-hepatologi RS Siloam MRCCC Semanggi, Rinaldi Lesmana, Selasa (8/10/2024).

Selama prosedur EUS, kata dia, dokter memasukkan sebuah tabung tipis yang disebut endoskop ke dalam tubuh melalui mulut atau rektum. Di ujung endoskop ini terdapat alat ultrasound yang mengeluarkan gelombang suara frekuensi tinggi.

"Gelombang ini menciptakan gambar rinci dari organ dan jaringan di sekelilingnya, memungkinkan dokter untuk melihat tumor atau lesi dengan jelas," terang dia.

Dia menerangkan, gambar yang dihasilkan oleh EUS sangat detail, sehingga memudahkan dokter dalam menentukan ukuran, lokasi, dan sifat dari tumor. Itu sangat berguna untuk diagnosis awal dan perencanaan pengobatan, terutama untuk tumor di area yang sulit diakses dengan teknik lain.

Sementara itu, RFA adalah metode pengobatan yang menggunakan energi gelombang radio untuk merusak jaringan abnormal seperti tumor. Prosedur ini dimulai dengan memasukkan elektroda, yaitu sebuah alat yang bisa menghantarkan energi ke area target melalui jarum atau alat lainnya.

Elektroda itu, kata Rinaldi, menghasilkan gelombang radio frekuensi yang menghasilkan panas. Panas tersebut dapat secara efektif memusnahkan sel-sel tumor tanpa perlu melakukan pembedahan besar.

"RFA sering digunakan untuk mengobati tumor di organ seperti hati dan ginjal. Teknik ini dapat digunakan untuk tumor yang tidak dapat dioperasi atau untuk melengkapi perawatan lain seperti kemoterapi," kata dia.

Menurut dia, EUS-RFA menggabungkan keunggulan dari EUS dan RFA, memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan metode ablasi lainnya. EUS menyediakan panduan visual yang sangat detail, memungkinkan dokter untuk menargetkan tumor dengan akurat menggunakan RFA.

"Dengan menggunakan panduan ini, dokter dapat menghindari jaringan sehat di sekelilingnya, yang meningkatkan efektivitas dan keamanan prosedur," jelas dia.

Metode ablasi lain, seperti laser atau cryoablation, yang mana menggunakan suhu dingin ekstrem, juga efektif tetapi tidak selalu menawarkan tingkat presisi yang sama. Misalnya, laser dapat efektif untuk tumor yang lebih dangkal, sementara cryoablation mungkin tidak ideal untuk tumor di lokasi yang sangat dalam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement