AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Menjaga perilaku bersih dan sehat dinilai sangat krusial, terutama pada musim hujan, untuk mencegah penyakit diare. Musim hujan sering kali membawa peningkatan kasus diare karena beberapa faktor.
Genangan air di mana-mana dapat menjadi sarang bakteri dan virus penyebab diare, seperti E coli dan rotavirus. Air limpasan juga berpotensi mencemari sumber air bersih, baik sumur maupun air permukaan. Selain itu, kelembapan yang tinggi mendukung perkembangbiakan mikroorganisme patogen pada makanan.
Guru Besar Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari Fahrial Syam mengingatkan pentingnya menjaga perilaku bersih dan sehat untuk mencegah penyakit diare yang kerap terjadi selama musim hujan. "Umumnya pencegahan diare dapat dilakukan dari hal sederhana mulai dari mencuci tangan setiap akan makan, kemudian menjaga sumber makanan dan sumber air tetap bersih," kata Ari Fahrial di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut dia, pada saat musim hujan seperti sekarang ini umumnya daya tahan tubuh mengalami penurunan sehingga ketika patogen masuk ke dalam tubuh bisa memunculkan penyakit yang salah satunya diare. Ia menyampaikan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 memperlihatkan angka prevalensi diare pada semua kelompok umur di Indonesia mencapai 4,3 persen dan kelompok usia lebih dari 75 tahun merupakan populasi dengan prevalensi diare terbanyak yaitu 5,1 persen.
Sedangkan Data Global Burden of Disease tahun 2016 mengungkapkan diare termasuk dalam sepuluh besar penyakit dengan beban kesehatan tertinggi secara global. Sekjen Pengurus Besar Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) Dr dr Hasan Maulahela, SpPD, K-GEH secara terpisah menyampaikan meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, keberhasilan dalam menurunkan angka kejadian dan kematian akibat diare masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Menurut dia, penting penggunaan teknologi diagnostik terutama bagi penderita diare akut untuk memudahkan dalam melakukan penanganan. Beberapa penderita kanker, HIV/ AIDS, autoimun dan gangguan kronis lainnya kerap mengalami diare akut bahkan menjadi infeksi yang berlanjut sehingga membutuhkan diagnostik yang mampu mengidentifikasi patologi secara lebih spesifik, jelas Hasan.
Dengan teknologi terkini di bidang diagnostik, kata Hasan, dokter akan lebih mudah dalam menentukan patologi penyebab diare sehingga dapat dilakukan pengobatan secara tepat. Hasan mengatakan, tak hanya itu dengan diagnostik yang tepat pasien dapat terhindar dari penggunaan antibiotik yang berlebihan.
“Saat ini alat untuk diagnosa diare atau dikenal Syndromic Testing telah tersedia di katalog elektronik, sehingga memudahkan bagi rumah sakit yang memang membutuhkan penanganan lebih lanjut terhadap pasien," kata dia.