Selasa 07 Jan 2025 08:05 WIB

OpenAI Akui Rugi Akibat Paket Langganan ChatGPT

Para pelanggan ChatGPT memanfaatkan fitur tersebut secara maksimal.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
ChatGPT. OpenAI mengungkapkan perusahaannya mengalami kerugian dari paket berlangganan ChatGPT Pro.
Foto: VOA
ChatGPT. OpenAI mengungkapkan perusahaannya mengalami kerugian dari paket berlangganan ChatGPT Pro.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA – CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan perusahaannya mengalami kerugian dari paket berlangganan ChatGPT Pro seharga 200 dolar AS (sekitar Rp 3,2 juta) per bulan. Kerugian ini disebabkan oleh penggunaan yang jauh lebih intensif dari yang diperkirakan.

“Saya secara pribadi yang memilih harga tersebut, dan awalnya saya pikir ini akan menguntungkan,” kata Altman seperti dilansir TechCrunch, Selasa (7/1/2025).

ChatGPT Pro, yang diluncurkan pada akhir tahun lalu, memberikan akses ke versi tingkat lanjut ke o1, model o1 pro, serta penggunaan tanpa batas ke alat seperti generator video Sora. Dengan biaya langgaran mencapai 2.400 dolar AS per tahun, nilai tambah dari layanan ini masih belum jelas.

Jika dilihat dari postingan Altman, tampaknya para pelanggan memanfaatkan fitur tersebut secara maksimal, bahkan melebihi kapasitas biaya yang ditanggung OpenAI. Ini bukan pertama kalinya OpenAI membanderol harga layanan tanpa analisa mendalam. Pada sebuah wawancara dengan Bloomberg, Altman mengatakan paket premium pertama untuk chatbot berbasis AI OpenAI, ChatGPT, tidak melalui studi harga.

“Saya percaya kami menguji dua harga, 20 dan 42 dolar AS. Orang-orang berpikir bahwa 42 dolar AS terlalu mahal. Mereka bersedia membayar 20 dolar AS. Jadi kami memilih 20 dolar AS. Mungkin itu terjadi pada akhir Desember 2022 atau awal Januari. Ini tidak melalui proses studi harga yang baik,” kata dia.

Meskipun telah mengumpulkan sekitar 20 miliar dolar AS sejak didirikan, OpenAI hingga kini belum mencapai keuntungan. Perusahaan ini dilaporkan mengalami kerugian sekitar 5 miliar dolar AS dari pendapatan 3,7 miliar dolar AS tahun lalu. Pengeluaran seperti gaji pegawai, sewa kantor, dan infrastruktur pelatihan AI menjadi penyebabnya. ChatGPT pernah menghabiskan biaya operasional hingga 700 ribu dolar AS (sekitar Rp 11,3 miliar) per hari.

Untuk mencapai profitabilitas, OpenAI sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga beberapa paket langganannya. Altman juga mengisyaratkan OpenAI mungkin akan menjajaki penetapan harga berbasis penggunaan untuk layanan tertentu. OpenAI secara optimistis memproyeksikan pendapatannya akan mencapai 11,6 miliar dolar AS tahun ini dan 100 miliar dolar AS di tahun 2029, menyamai penjualan tahunan Nestle saat ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement