AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Uji coba tidur siang di SMP Negeri 39 Surabaya menjadi sorotan. Meskipun kebijakan ini tidak umum, namun berbagai studi telah menunjukkan manfaat kesehatan fisik dan kognitif dari tidur siang bagi siswa di sekolah.
Penelitian dari SRM Institute of Science and Technology misalnya, menemukan bahwa tidur siang singkat selama lima hingga 15 menit memiliki efek positif dalam meningkatkan kewaspadaan, produktivitas, dan kinerja. Selain manfaat jangka pendek, tidur siang teratur juga berdampak positif bagi kesehatan jantung dan fungsi otak.
Yang menarik, kebijakan tidur siang di sekolah juga sudah diterapkan di beberapa sekolah di luar negeri. Berikut daftar negara yang beberapa sekolahnya menerapkan kebijakan tidur siang:
1. Jepang
SMP dan SMA di Uto, Prefektur Kumamoto, Jepang, menerapkan program tidur siang di sekolahnya. Mereka menyebut program ini sebagai “Utouto Time” yang biasanya dilakukan menjelang akhir istirahat makan siang, demikian seperti dilansir laman The Asahi Shimbun.
Para siswa dan siswi diperkenankan tidur di bangku mereka untuk beberapa saat, di mana seorang ketua kelas akan menutup tirai dan mematikan lampu. Kemudian, akan diputar musik-musik instrumen pengantar tidur guna membantu menina-bobokan para siswa dan siswi.
Namun waktu tidur siang mereka hanya berkisar 10-15 menit. Setelah waktu habis, maka akan terdengar pengumuman berakhirnya waktu tidur siang. Tirai kembali dibuka, dan para siswa akan kembali belajar.
“Tidur siang singkat dapat mengurangi rasa kantuk yang menumpuk sejak pagi. Kebijakan Utouto Time sudah kami perkenalkan sejak tahun 2015 dan memang efektif membuat siswa kembali fokus,” kata Yuichi Goto, seorang guru sains yang menginisiasi kebijakan ini.
2. China
Tidur siang di sekolah adalah hal umum di China. Menurut laporan Straits Times, sekolah di China juga banyak yang telah memperbarui meja dan kursi guna menunjang posisi tidur yang nyaman bagi siswa.
Ambil contoh, Huichang, sebuah daerah di provinsi Jiangxi di China timur, di mana pemerintah setempat pada Agustus melengkapi delapan sekoleh dengan 1.966 set kursi tidur dan meja lipat. Hanya perlu beberapa detik bagi para siswa untuk menarik sandaran kaki dari bawah kursi, mendorong sandaran, dan menggeser meja agar dapat digunakan berbaring dengan nyaman saat istirahat siang.
"Dulu, saat tidur siang, kami hanya bisa membungkuk di atas meja untuk beristirahat, yang membuat leher kami sakit. Sekarang kami bisa berbaring dengan tegak,” kata Cai Minhui, seorang siswa di Sekolah Dasar Fucheng Central, salah satu sekolah di Huichang yang menerima perabotan kelas baru.
3. Meksiko
Beberapa sekolah menengah di New Mexico mencoba pendekatan baru untuk menangani siswa yang kurang tidur yaitu dengan membiarkan mereka tidur. Dilansir NBC, beberapa sekolah di Las Cruces telah memasang pod tidur, di mana para siswa dapat tidur siang selama 20 menit di sela-sela jam pelajaran.
Ini adalah metode baru untuk membantu memenuhi kebutuhan tidur remaja. National Institutes of Health merekomendasikan 9-10 jam setiap malam, tapi hanya sepertiga remaja yang tidur bahkan 8 jam.