AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Menjaga kesehatan mental bagi pekerja dinilai dapat dilakukan dengan memberikan keseimbangan dalam porsi kerja, menjaga batasan, hingga membentuk pola hidup yang harmonis.
Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar, Bali Nena Mawar Sari mengatakan bagi perusahaan-perusahaan juga dapat mulai memperhatikan mental pekerja dengan menghadirkan kegiatan sharing session dengan mengundang psikolog sebagai dukungan terhadap para pekerja.
"Dengan memberikan keseimbangan dalam porsi, jadi jam kerjanya, interaksi dengan keluarga, bagaimana pola hidupnya satu kesatuan yang harmonis,” kata Nena pada Jumat (14/2/2025).
Sosok yang juga praktik di Klinik Bali Psikologi ini berharap budaya-budaya kerja yang memiliki tekanan pekerjaan tertentu hingga lingkungan yang tidak kondusif bisa menjadi perhatian bagi manajemen perusahaan. Sementara dari sisi individu pekerja, untuk menjaga kesehatan mental dapat mulai dengan menghadirkan batasan-batasan dengan rekan ataupun atasan kerja.
"Relasi kita dengan orang-orang yang berpotensi membuat kita stres juga perlu diatur, jadi bersikap asertif atau berani mengatakan tidak tanpa rasa bersalah perlu dilakukan oleh setiap karyawan,” kata dia.
Menurutnya, dengan berani menolak merupakan upaya seseorang untuk mulai mendengarkan kapasitas tubuh dan pikiran. “Jadi kan ada tuh orang yang tipe-tipe people pleasure, kemudian tipe-tipe yang takut dan kemudian dia nggak berani mengutarakan pendapat. Nah itu biasanya rentan mengalami stres karena dia nggak bisa mengatur kapasitas dia dengan tugas-tugas yang diberikan,” jelasnya lagi.
Pihaknya pun menyarankan agar dapat belajar melakukan jeda atau relaksasi, meditasi supaya bisa mendengarkan alarm atau pesan-pesan yang diberikan kepada tubuh kita, contohnya jika sudah pegal-pegal maka dapat istirahat makan siang atau dengan mendengarkan musik kesukaan. Ia juga menyarankan, bila seseorang tidak punya kapasitas untuk mendengarkan curahan hati dari rekan, maka perlu juga memikirkan untuk tidak memaksakan diri untuk mendengarnya, terlebih bila memang keadaan mental sedang tidak stabil.
“Jadi jangan hanya stres kerja saja yang difokuskan tapi juga bagaimana seseorang itu bisa menjaga boundaries,” kata dia.