Selasa 15 Apr 2025 19:28 WIB

Penelitian Ungkap Gelombang Panas dan Krisis Iklim Ancam Kesehatan Mental Generasi Muda

MDB mencakup berbagai kondisi mulai dari gangguan kecemasan hingga depresi.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Gangguan kecemasan (ilustrasi). Perubahan iklim dapat mengancam kesehatan mental anak muda.
Foto: www.freepik.com
Gangguan kecemasan (ilustrasi). Perubahan iklim dapat mengancam kesehatan mental anak muda.

AMEERALIFE.COM,  ADELAIDE -- Penelitian University of Adelaide mengungkapkan kenaikan suhu dapat meningkatkan beban mental dan gangguan perilaku (MDB) di Australia hampir 50 persen pada tahun 2050. Penelitian ini mendesak pemerintah segera mengambil langkah untuk melindungi kesehatan mental saat krisis iklim semakin memburuk.

Penelitian tersebut memperingatkan panas ekstrem berkontribusi terhadap hilangnya 8.458 Disability-Adjusted Life Years (DALYs) atau sekitar 1,8 persen dari total beban MBD di negara tersebut. DALY merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai beban penyakit dan dampak kesehatan secara keseluruhan dalam populasi.

Baca Juga

DALYs menggabungkan dua komponen utama, yaitu Years of Life Lost (YLL) yang mengukur jumlah tahun kehidupan yang hilang akibat kematian prematur, yaitu ketika seseorang meninggal sebelum mencapai usia harapan hidup rata-rata. Komponen lainnya adalah Years Lived with Disability (YLD) yang mengukur jumlah tahun yang dihabiskan individu dalam keadaan sakit atau cacat, di mana kualitas hidup mereka terganggu kondisi kesehatan tertentu. Satu DALY mewakili satu tahun kehidupan sehat yang hilang karena kematian prematur atau karena hidup dengan cacat.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change itu menemukan kelompok usia dari 15 sampai 44 tahun merupakan kelompok yang kesehatan mentalnya paling terdampak perubahan iklim. MDB mencakup berbagai kondisi mulai dari gangguan kecemasan, depresi, schizophrenia sampai penggunaan obat terlarang.

"Kenaikan suhu membuat kehidupan jutaan orang semakin sulit, mulai dari stress ringan sampai kondisi serius seperti schizophrenia," kata ketua penulis penelitian itu dari Kajian Kesehatan Masyarakat University of Adelaide Bi Peng seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (15/4/2025).

Penelitian yang menggunakan data dari pangkalan data Beban Penyakit Australia ini menemukan Northern Territory memiliki risiko paling tinggi. Sementara Negara Bagian South Australia dan Victoria memiliki beban paling besar yang ditimbulkan panas ekstrem.

"Orang-orang muda yang kerap menghadapi masalah ini di kehidupan lebih awal, paling berisiko karena krisis iklim semakin memburuk," kata penulis lain penelitian ini Liu Jingwen.

Para peneliti mendesak para pembuat kebijakan mengimplementasikan strategi terarah yang difokuskan pada masyarakat, termasuk membuat rencana-rencana dalam menghadapi panas ekstrem, memperluas layanan kesehatan mental, dan inisiatif berbasis komunitas seperti ruang terbuka hijau dan program-program yang didukung masyarakat lokal. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement