Rabu 16 Apr 2025 14:31 WIB

Viral Tuduhan Tas Mewah Diproduksi di China, Benarkah?

Sebuah video di TikTok mengeklaim tas-tas mewah diproduksi di China.

Rep: Mgrol156/ Red: Qommarria Rostanti
Tas Birkin keluaran Hermes.  Sebuah video viral baru-baru ini menggemparkan platform TikTok dengan klaim sensasional bahwa 80 persen tas mewah sebenarnya diproduksi di China.
Foto: Reuters/Mario Anzuoni
Tas Birkin keluaran Hermes. Sebuah video viral baru-baru ini menggemparkan platform TikTok dengan klaim sensasional bahwa 80 persen tas mewah sebenarnya diproduksi di China.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sebuah video viral baru-baru ini menggemparkan platform TikTok dengan klaim sensasional bahwa 80 persen tas mewah sebenarnya diproduksi di China. Akun TikTok @senbags2, melalui video yang telah ditonton lebih dari 10 juta kali sebelum akhirnya dihapus pada Senin (16/4/2025), menuduh bahwa merek-merek mewah hanya mengambil tas yang hampir selesai dari pabrik-pabrik di China untuk kemudian melakukan pengemasan ulang dan pemasangan logo.

"Mereka mengambil tas yang hampir jadi dari pabrik-pabrik di China dan hanya melakukan pengemasan ulang serta pemasangan logo. Semacam itulah," klaim pengguna media sosial tersebut dalam videonya yang kontroversial dikutip dari Newsweek pada Rabu (16/4/2025).

Baca Juga

Klaim ini tentu saja menimbulkan pertanyaan besar di kalangan penggemar dan konsumen barang mewah. Benarkah tas-tas ikonik dari rumah mode Prancis Hermès, atau merek-merek populer lainnya seperti Louis Vuitton, Prada, Miu Miu, Lululemon, dan Saint Laurent, sebagian besar diproduksi di China?

Dilansir laman The Economic Times, klaim-klaim yang muncul dalam video-video tersebut dengan cepat dibantah oleh merek-merek mewah terkait. Louis Vuitton, sebagai contoh, telah menegaskan berulang kali bahwa tidak ada satu pun produknya yang berasal dari pabrik di China.

Perwakilan Lululemon juga memberikan pernyataan kepada The Independent bahwa hanya sekitar 3 persen dari produk akhir mereka yang dibuat di China, dan perusahaan itu mencantumkan daftar lengkap pemasok resminya di situs web mereka. Kendati demikian, banyak pengguna TikTok tetap antusias dengan gagasan menekan harga tinggi barang-barang mewah.

Menurut para ahli seperti Conrad Quilty-Harper, penulis Dark Luxury, sebagian besar video ini sebenarnya tidak menawarkan produk asli, melainkan barang palsu atau "tiruan". "Mereka mencoba menyamakan produsen palsu di China dengan yang asli," ujar Quilty-Harper.

"Mereka sangat pintar dengan media sosial mereka, dan mereka sangat efektif dalam mendorong permintaan di Barat," kata dia lagi.

Industri mode mewah adalah ruang yang luas dan beragam. Sebuah laporan dari Statista pada 2023 mengidentifikasi antara 200 hingga 250 merek fashion dan aksesori di seluruh dunia yang dikategorikan di bawah label "mewah". Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 70 hingga 100 merek fashion mewah yang diakui secara global dan dianggap berada di puncak hierarki kemewahan. Merek-merek ini sering kali dimiliki oleh konglomerasi mewah raksasa seperti LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton) dan Kering.

Hermès, sebagai salah satu ikon kemewahan dunia, memiliki kebijakan produksi yang sangat ketat dan transparan. Merek asal Prancis ini secara tegas tidak memproduksi tas-tas mereka di China. Seluruh proses pembuatan tas Hermès dilakukan di Prancis, dengan berbagai bengkel kerja yang tersebar di wilayah seperti Pantin (tepat di luar Paris), Ardennes, Lyon, dan Normandy, serta beberapa wilayah lainnya di Prancis. Proses pembuatan satu buah tas Hermès bisa memakan waktu antara 15 hingga 40 jam, tergantung pada model dan tingkat kerumitannya. Untuk model-model ikonis seperti Birkin, Kelly, atau Constance, para pengrajin bahkan harus menjalani pelatihan hingga 5 tahun sebelum mereka dianggap mahir untuk membuat satu buah tas secara utuh.

Hermès juga memiliki pabrik penyamakan kulit sendiri untuk memastikan kontrol kualitas yang menyeluruh, mulai dari pemilihan kulit mentah hingga menjadi sebuah tas tangan yang sempurna. Keaslian tas Hermès juga dapat diverifikasi melalui kode pengrajin yang dicetak dengan teknik hot-stamping, yang biasanya terletak di bawah penutup atau di bagian dalam tas. Kode ini mengindikasikan tahun pembuatan dan bengkel kerja tempat tas tersebut dibuat.

Lalu, bagaimana dengan merek-merek tas mewah populer lainnya yang menduduki puncak indeks Lyst untuk kuartal keempat tahun 2024, yaitu Prada, Miu Miu, dan Saint Laurent? Prada dan Miu Miu keduanya berada di bawah naungan Prada Group. Kedua merek ini memproduksi tas tangan mereka di Italia. Para penggemar setia Prada tentu familier dengan kompleks Valvigna di Tuscany, Italia, yang merupakan lokasi produksi utama merek tersebut. Sementara itu, Saint Laurent memproduksi tas-tas mereka di Prancis dan Italia, dan juga memiliki fasilitas produksi barang kulit di distrik tas tangan kulit Tuscany, di mana merek-merek mewah populer lainnya seperti Gucci dan Dior juga memiliki pabrik produksi.

Klaim dalam video TikTok yang menyebutkan bahwa tas mewah diproduksi di China dinilai tidak mungkin terjadi jika kita mempertimbangkan peraturan pelabelan yang berlaku di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Untuk sebuah produk dapat diberi label "Made in USA" (dibuat di AS), produk tersebut harus memenuhi standar "semua atau hampir semua" dari Federal Trade Commission (FTC) AS. Ini berarti bahwa semua bagian signifikan, pemrosesan, dan tenaga kerja dalam pembuatan produk harus berasal dari AS. Perakitan akhir juga harus dilakukan di AS, dan produk tersebut tidak boleh mengalami "transformasi substansial" di luar negeri.

Pelabelan di Uni Eropa diatur oleh Regulasi UE No. 952/2013. Namun, Prancis dan Italia memiliki pedoman yang lebih ketat untuk melindungi industri mewah dan kerajinan tangan mereka. Sebuah produk dapat diberi label "Made in Italy" (dibuat di Italia) jika transformasi substansial terakhir dari produk tersebut terjadi di Italia, yang berarti bagian utama dari proses manufa ktur berlangsung di Italia.

Sementara itu, untuk dapat diberi label "Made in France" (dibuat di Prancis), sebuah produk harus menjalani transformasi substansial terakhirnya di Prancis, yang berarti langkah manufaktur utama terakhir harus terjadi di Prancis. Merek-merek fashion Prancis, termasuk Hermès, sering kali melangkah lebih jauh dari persyaratan minimum ini, dengan memastikan bahwa desain, sumber material, pemotongan, perakitan, dan penyelesaian semuanya dilakukan di Prancis. Banyak merek juga mematuhi sertifikasi nasional yang lebih ketat, yaitu Origine France Garantie (OFG), yang mensyaratkan bahwa karakteristik esensial dari suatu produk diciptakan di Prancis dan setidaknya 50 persen dari harga pokok satuan berasal dari operasi di Prancis.

Dengan adanya regulasi pelabelan yang ketat di AS dan Uni Eropa, sangat kecil kemungkinannya bagi merek-merek mewah terkemuka untuk secara diam-diam memproduksi sebagian besar tas mereka di China dan kemudian hanya melakukan pengemasan ulang dan pemasangan logo di negara asal mereka. Praktik semacam itu dinilai akan melanggar peraturan yang berlaku dan dapat mengakibatkan sanksi hukum yang serius serta merusak reputasi merek.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement