Kamis 24 Apr 2025 10:35 WIB

Conscious Buying Jadi Tren Belanja yang Semakin Digemari

Berpikir panjang sebelum membeli berefek besar bagi lingkungan dan orang.

Red: Indira Rezkisari
 Veronika Twins, influencer gaya hidup berkelanjutan, di acara media luncheon bersama brand kecantikan asal Bali Sensatia, Selasa (22/1/2025).
Foto: Dok Republika
Veronika Twins, influencer gaya hidup berkelanjutan, di acara media luncheon bersama brand kecantikan asal Bali Sensatia, Selasa (22/1/2025).

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA -- Tren concious buying atau berbelanja secara sadar makin populer di Tanah Air. Terutama di kalangan anak muda.

Tren ini mengacu pada kebiasaan membeli sesuatu dengan kesadaran penuh terhadap dampaknya, baik bagi diri sendiri, lingkungan, maupun masyarakat luas. Veronika Krasnasari, atau lebih dikenal dengan Veronika Twins, influencer gaya hidup berkelanjutan, mengaku sudah mulai mempraktikkan concious buying.

Baca Juga

Veronika yang juga pendiri Sustainbabes, sebuah komunitas yang aktif mengedukasi dan mendorong gaya hidup berkelanjutan, mengatakan concius buying sangat penting. "Penting, supaya kita berpikir panjang dalam membeli. Jadi belanja, nggak cuma belanja," katanya, ditemui di acara bincang media bersama jenama perawatan kulit asal Bali, Sensatia, beberapa waktu lalu.

Menurut Veronika, saat ini belanja atau pembelian sesuatu harus dipikirkan cermat. Veronika bahkan menganut prinsip lebih banyak belanja satu produk mahal, tapi dipikirkan baik-baik ketimbang membeli produk murah tanpa pikir panjang.

"Kalau beli barang mahal, kita tuh cenderung memikirkannya baik-baik. Panjang lebar mikirnya. Produknya kita kulik," katanya. Dia mengibaratkan, ada proses riset panjang sebelum akhirnya memutuskan pembelian.

"Jadi, ya, nggak cuma shopping. Aku prinsip utamanya, support local brand dan made in Indonesia. Lebih baik kalau perusahaannya juga memberdayakan warga sekitar. Uang kita itu bisa berguna sangat banyak, jika kita belanjakan dengan bijak," sambung Veronika.

Veronika menekankan pentingnya memilih produk dari merek yang sejalan dengan nilai-nilai pribadi mereka. Nilai-nilai tersebut misalnya produk tersebut efektif, juga transparan, ramah lingkungan, dan punya nilai yang sejalan.

Menurut data dari YCP Solidiance, konsultan manajemen yang berbasis di Jakarta, konsumen kini mengutamakan keamanan produk dengan lebih memperhatikan bahan yang terkandung dalam produk kecantikan. Untuk produk kecantikan, sebanyak 86 persen konsumen secara aktif mengecek isi atau bahan, lalu 80 persen konsumen memprioritaskan produk yang aman, juga 60 persen konsumen di Indonesia lebih memilih merek lokal daripada asing.

Sales and Marketing Manager of Sensatia, Kunti Puspita Sari, mengatakan kecenderungan pembelian merek lokal diyakininya terjadi karena faktor aksesibilitas. Apalagi semakin banyak produk lokal yang berkualitas dengan harga terjangkau. "Konsumen jauh lebih sadar dan perhitungan itu membuat preferensi ke brand lokalnya juga besar," kata Kunti.

Sensatia adalah merek produk perawatan kulit dan kecantikan asal Bali. Sensatia yang sebelumnya bernama Sensatia Botanicals mengumumkan transformasi brand yang lebih tegas untuk memperkuat komitmennya terhadap praktik berkelanjutan. Sekaligus menjawab harapan konsumen akan produk skincare yang aman dan bertanggung jawab pada lingkungan dan komunitas.

Kunti mengaku menyebarkan informasi tentang produk-produk yang berkelanjutan serta praktik bisnis yang beretika tidak mudah. "Tapi kita nggak mikirin susah gampangnya. Karena kita percaya dengan komitmen menjaga kelestarian, kami percaya kualitas akan menunjukkan. Sehingga konsumen bisa menghargai brand seperti kami yang punya effort lebih di formulasi dan lingkungan termasuk etika bisnis," tuturnya.

Sensatia telah melakukan berbagai inisiatif. Hingga kini, merek yang berdiri sejak tahun 2000 dan berlabel halal itu telah mendaur ulang lebih dari 65 ribu botol melalui program Recycle.

Lebih dari 60 persen tim Sensatia juga berasal dari Karangasem, Bali, tempat di mana Sensatia lahir. Di fasilitas produksinya di Bali, panel surya kini berkontribusi terhadap sekitar 70 persen konsumsi energi di fasilitas produksi Sensatia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement