AMEERALIFE.COM, YOGYAKARTA – Indonesia kembali menorehkan prestasi di kancah dunia melalui seni dan budaya. Brand perhiasan Tremendum, hasil kolaborasi arsitek sekaligus pemerhati budaya Fani Atmanti dan merek perhiasan asal Yogyakarta, Rockologist, resmi terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang internasional World Expo Osaka 2025 yang akan digelar di Jepang pada 14 hingga 20 Juli 2025 mendatang.
Pemilihan Tremendum dilakukan melalui proses kurasi ketat oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dalam ajang World Expo Osaka 2025 yang mengusung tema Designing Future Society for Our Lives, Tremendum akan menampilkan koleksi perhiasan yang mengangkat kekayaan budaya dan filosofi masyarakat adat dari berbagai pelosok Nusantara.
Co-Founder Tremendum, Fani Atmanti, menjelaskan terdapat tujuh desain unik dalam koleksi perdananya, yang masing-masing mewakili simbol dan nilai adat dari berbagai suku di Indonesia. Seluruh koleksi perhiasan Tremendum ini dibuat di Yogyakarta, secara benchmade atau dikerjakan satu per satu dengan teknik pengerjaan tangan kuno oleh para perajin lokal. Teknik metalworking tradisional, yang nyaris punah, menjadi landasan utama proses produksi koleksi eksklusif ini.
"Selama survei, saya mempelajari bukan hanya arsitektur, tapi juga budaya lokal dan simbol-simbol yang digunakan masyarakat Nias, Batak Toba, Sasak di Lombok, Flores, Sulawesi, dan Papua. Dari data survey, saya mentransformasikan menjadi sebuah desain cincin," ujar Fani saat dihubungi Republika, Selasa (1/7/2025).
Fani menceritakan proses awal keikutsertaan Tremendum dimulai dari pendaftaran untuk seleksi rolling exhibition melalui situs resmi Osaka Expo. Dalam proses seleksi, Tremendum diminta mencantumkan portofolio kegiatan sebelumnya, termasuk partisipasi dalam acara Ikebana International Fair di Tokyo (Desember 2022) dan Duality Pop Up di Shibuya (Maret 2024), yang merupakan kolaborasi dengan GADA Global.
"Tremendum awalnya melihat adanya form pendaftaran di website Osaka Expo untuk rolling exhibition dan lalu mendaftar ke panitia Osaka expo untuk seleksi rolling exhibition," ungkapnya.
Lebih dari sekadar desain, setiap koleksi Tremendum merupakan hasil riset panjang terhadap masyarakat adat Indonesia. Fani mengungkapkan tidak hanya menonjolkan keindahan bentuk, Tremendum juga ingin memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia kepada dunia.

Adapun ketujuh produk perhiasan yang akan dipamerkan antara lain Gere, Lani, Töla, Ulö, Saro, Sege, dan Sukhu. Masing-masing membawa makna simbolik yang mendalam, misalnya, beberapa desain diangkat dari bentuk sisir, topi, hingga gelang adat yang digunakan dalam upacara-upacara tradisional masyarakat Nias.
"Di website kami, dijelaskan arti masing-masing cincin. Ada yang terinspirasi dari sisir, topi, gelang yang digunakan untuk upacara adat tertentu di Nias seperti cincin koleksi Sukhu, Töla, dan Gere. Jadi kami ingin memperkenalkan beberapa simbol-simbol dan bentuk indah dari budaya suku-suku di Indonesia melalui transformasi desain baru berbentuk cincin yang bisa dipakai sehari-hari," ujarnya.
"Kami ingin menceritakan tentang Indonesia yang sangat indah dan beragam budaya. Ada sangat banyak simbol dan suku di Indonesia dan jumlahnya bisa ratusan hingga ribuan. Tapi setidaknya, sedikit demi sedikit kami memperkenalkan melalui bentuk cincin ini untuk membuat masyarakat dunia sekarang yang belum pernah tahu Indonesia ataupun masyarakat Indonesia itu sendiri untuk mengetahui lebih dalam mengenai beragam simbol, budaya dari masyarakat adat di Indonesia," ucap Fani menambahkan.
Lebih lanjut, Fani menyampaikan tak hanya sekadar mempercantik tangan, cincin-cincin ini adalah narasi hidup dari masyarakat adat Indonesia yang kini akan dibawa ke panggung dunia. Harapannya, cincin-cincin yang dirancang ini bisa dikenakan sehari-hari namun tetap menyimpan nilai historis dan simbolis.
"Juga menjaga jiwa dari peradaban yang melahirkannya," ujarnya.