AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Berendam di air es sudah menjadi tradisi sejak berabad-abad lalu di beberapa negara bersalju. Kini, selebritas dan masyarakat umum banyak yang mencoba mandi dengan air es di rumah ataupun tempat kebugaran, menjadikannya tren baru.
Menurut aktris Kristen Bell, mandi es merupakan pengalaman "brutal" yang membangkitkan semangat secara mental. Penyanyi Lizzo mengklaim mandi es mengurangi peradangan dan membuat tubuhnya terasa lebih baik.
Selebritas Kim Kardashian juga telah mencoba berendam di air es selama enam menit. Penyanyi Harry Styles pun pernah ikut tren tersebut.
Mandi es juga disebut dapat meningkatkan suasana hati, membuat orang lebih berenergi, membantu meredakan peradangan, dan membantu penurunan berat badan. Berikut bukti medis, pernyataan pakar, dan testimoni pelaku mandi es.
1. Pikiran
Sejak Juni 2020, Dan O'Conor (55 tahun) rutin mandi ke Danau Michigan, AS. Dia melakukannya hampir setiap hari, termasuk pada pagi musim dingin.
"Aliran endorfin adalah cara yang luar biasa untuk bangun dan mengejutkan tubuh dan membuatnya bekerja," kata O'Conor pada suatu pagi ketika suhu udara sangat dingin, minus 5 derajat Celsius, dilansir Associated Press, Senin (13/2/2023).
Endorfin adalah hormon yang membuat orang "merasa baik". Hormon dilepaskan sebagai respons terhadap rasa sakit, stres, olahraga, dan aktivitas lainnya.
Dengan suhu danau 1 derajat Celsius, O'Conor melompat ke air. Kegiatannya itu dimulai pada awal pandemi, ketika dia mabuk dan istrinya yang kesal menyuruhnya untuk melompat ke danau.
Air terasa nyaman pada Juni itu. Dunia berada dalam bahaya virus corona, sementara O'Conor ingin melanjutkan kegiatannya. Saat air semakin dingin seiring musim, O'Conor mengatakan efek psikologisnya bahkan lebih besar.
"Kesehatan mental saya jauh lebih kuat, jauh lebih cerah," ujar O'Conor.
Kepala psikiatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, AS, Will Cronenwett mengaku juga pernah mencoba berendam air dingin saat di Pulau Baltik. Setelah sauna, dia melompat ke dalam air sedingin es selama beberapa menit. Dia merasakan pengalaman yang intens dan menyegarkan.
"Rasanya seperti ditusuk dengan ratusan juta jarum listrik yang sangat kecil. Saya merasa saya kuat dan lebih kuat dan bisa melakukan apa saja," ujar Cronenwett.
Berdasarkan teori, Cronenwett mengatakan perendaman air dingin merangsang bagian dari sistem saraf yang mengontrol keadaan istirahat atau relaksasi. Itu dapat meningkatkan perasaan sejahtera.
Ini juga merangsang bagian dari sistem saraf yang mengatur respons stres, seperti melarikan diri. Melakukannya secara teratur dapat meredam respons itu, yang pada gilirannya dapat membantu orang merasa lebih mampu menangani tekanan lain dalam hidup mereka, meskipun itu tidak terbukti.
"Anda harus menaklukkan rasa gentarmu sendiri. Anda harus mengumpulkan keberanian untuk melakukannya," kata dia.
Peneliti asal Ceska menemukan bahwa mandi air dingin dapat meningkatkan konsentrasi dopamin dalam darah sebesar 250 persen, yaitu hormon lain yang disebut hormon bahagia yang dibuat di otak. Seorang profesor emeritus di UiT The Arctic University of Norway, Norwegia, James Mercer, yang ikut menulis tinjauan ilmiah baru-baru ini tentang studi perendaman air dingin, mengatakan kadar dopamin yang tinggi dikaitkan dengan paranoia dan agresi.
2. Jantung
Berendam dengan air dingin meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan stres pada jantung. Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan ini aman untuk orang sehat dan efeknya hanya sementara.
Namun, Cronenwett memperingatkan kondisi itu bisa berbahaya bagi orang dengan masalah jantung. Berendam dengan air es terkadang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur yang mengancam jiwa. Orang dengan kondisi jantung atau riwayat keluarga penyakit jantung dini harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mandi es.