Ahad 19 Feb 2023 12:24 WIB

Ada Terapis Autis Jepit Kepala Anak, Ini Ciri-Ciri Tempat Terapi Bermasalah

Orang tua harus memantau prosedur terapi yang diberikan kepada anaknya.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Terapi anak berkebutuhan khusus (Ilustrasi). Orang tua perlu mewaspadai jika anaknya menangis terus setiap kali datang ke tempat terapi.
Foto:

Orang Tua Harus Terlibat

Peran orang tua tentu tidak kalah penting selama proses terapi anak. Anak dengan spektrum autisme bisa jadi kesulitan atau tidak bisa menceritakan hal-hal yang dialaminya selama terapi, terutama hal buruk.

Orang tua, menurut Anita, harus mengutamakan komunikasi, baik dengan pihak tempat terapi maupun anak yang verbal, terkait hal-hal yang dilakukan setiap harinya. Orang tua harus benar-benar memantau dan terlibat dalam proses terapi karena mereka juga akan diminta melakukan pengulangan terapinya di rumah.

"Jadi prosedur terapi harus hati-hati sekali," kata Anita.

Dalam memilih tempat terapi, orang tua dapat mempertimbangkan yang memiliki kamera CCTV. Paling tidak, ada jendela kecil yang memungkinkan orang tua melihat proses terapi anak.

Anita juga menyebut tidak ada prosedur dalam terapi yang membuat terapis dapat menjepit kepala anak dengan pahanya. Ia mengingatkan agar prosedur terapi didasarkan pada alasan ilmiah. Akan tetapi, menurut dia, Ikatan Terapi Wicara Indonesia (IKATWI) lebih kompeten untuk berbicara tentang benar-tidaknya prosedur tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement