Kamis 23 Feb 2023 10:23 WIB

Sering Merasa Rendah Diri? Ini Loh Tiga Penyebab Munculnya Insecure

Lingkungan dan keluarga yang menekan sebabkan seseorang jadi sosok insecure

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perkembangan teknologi informasi membuat ruang ekspresi tidak lagi dibatasi. Namun hal tersebut menimbulkan efek negatif, termasuk suka membandingkan diri dengan orang lain sehingga muncul rasa rendah diri dan insecure.
Foto: allwomenstalk.com
Perkembangan teknologi informasi membuat ruang ekspresi tidak lagi dibatasi. Namun hal tersebut menimbulkan efek negatif, termasuk suka membandingkan diri dengan orang lain sehingga muncul rasa rendah diri dan insecure.

AMEERALIFE.COM,  MALANG -- Perkembangan teknologi informasi membuat ruang ekspresi tidak lagi dibatasi. Namun, hal tersebut menimbulkan efek negatif, termasuk suka membandingkan diri dengan orang lain sehingga muncul rasa rendah diri dan insecure

Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Devina Andiany menjelaskan, ada tiga penyebab utama orang merasa insecure. Pertama, yaitu pengalaman ketika dicampakkan dalam suatu fenomena.

"Sehingga berefek pada rasa percaya diri yang berkurang seiring berjalannya waktu," katanya menjelaskan.

Faktor kedua, yaitu kondisi sosial atau lingkungan sehari-hari yang terus memberikan tekanan tinggi. Kemudian yang ketiga berasal dari diri sendiri, yakni perasaan perfeksionis yang berlebih.

Menurut dia, tiga faktor itu menjadi hal yang paling sering dialami oleh anak-anak muda saat ini. Apalagi, ditambah dengan pikiran membandingkan diri dengan pencapaian orang lain. Mereka malah akan sulit berkembang karena kecemasan yang berlebih.

Lebih spesifik, ia menjelaskan, faktor lingkungan terutama keluarga dapat menjadi dua mata pisau. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung ataupun sumber tekanan bagi individu. 

Dia berpendapat, keluarga selayaknya harus menjadi tempat pulang bagi anaknya, baik dalam keadaan susah maupun senang. Keluarga juga harus menjadi tempat anggota keluarga dapat bercerita, khususnya anak. 

Di sisi lain, saat ini tak jarang anak enggan pulang karena saat pulang malah mendapatkan tekanan. Begitu pula dengan ucapan yang membandingkan sang anak dengan orang lain. 

Devina menilai pada dasarnya insecure merupakan hal yang normal ketika melihat kondisi orang lain. Tidak selalu dipandang negatif selama tidak berlebihan dan menjadi bahan evaluasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

Adapun untuk mengendalikan rasa insecure bisa dimulai dari diri sendiri. Hal itu karena yang mampu mengubah rasa negatif ke hal positif adalah diri kita sendiri. 

Masing-masing individu juga dapat membantu mereka yang insecure. Beberapa di antaranya dengan mendengarkan keluh kesah dan segala cerita yang teman ingin sampaikan.

"Meski remeh, hal itu bisa membantu mereka untuk melepaskan kecemasan yang berlebih,” ucapnya dalam pesan pers yang diterima Republika.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement