Dalam hal ini, tidak semua respons yang muncul baik. Salah satu respons ada yang mencurigakan keaslian identitas Fafa sebagai anak bos JNE.
Selain respons yang beragam, Firman menyebut konten flexing juga bisa memicu kreator lain untuk membuat hal serupa.
"Ada yang olok-olok dia pamer mobil butut untuk menyindir Dandy yang flexing Rubicon, ada juga yang lain ikutan mencoba membuat konten serupa," ujar Firman.
Firman mengatakan pada dasarnya konten yang unik akan menjadi perhatian masyarakat hingga viral. Konten unik tidak hanya mencakup konten flexing.
Konten lain, seperti artis yang mendatangi penggemar, pejabat yang tinggal di rumah penduduk, atau menteri yang makan di sebuah warung juga kerap mendapat perhatian luas dari warganet. Firman mengatakan logika-logika unik itu dalam diagram normal berarti "bagus sekali" dan "jelek sekali".
"Nah, itu tempatnya unik. Kalau flexing mungkin masuk yang sebetulnya tidak lazim karena dianggap nilainya tidak baik, tetapi unik. Ini pasti orang akan berikan perhatian," jelas dia.